Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemerintahan Trump mengumumkan perintah eksekutif yang melarang investasi AS di perusahaan-perusahaan China yang menurut Washington dimiliki atau dikendalikan oleh militer China pada Kamis (12/11/2020). Hal ini semakin meningkatkan tekanan pada Beijing pasca pemilihan presiden AS.
Mengutip Reuters, perintah eksekutif tersebut dapat berdampak pada beberapa perusahaan terbesar China, termasuk perusahaan telekomunikasi China Telecom Corp Ltd, China Mobile Ltd dan pembuat peralatan pengawasan Hikvision.
Langkah tersebut dirancang untuk mencegah perusahaan investasi AS, dana pensiun, dan lainnya untuk membeli saham dari 31 perusahaan China yang ditunjuk oleh Departemen Pertahanan yang didukung oleh militer China awal tahun ini.
Mulai 11 Januari, perintah eksekutif itu akan melarang pembelian sekuritas perusahaan tersebut oleh investor AS. Transaksi yang dilakukan untuk melepas kepemilikan di perusahaan akan diizinkan hingga 11 November 2021.
Baca Juga: Biden Jadi Presiden, Indonesia Tetap Berada di Muara Pertarungan AS dan China
"China semakin mengeksploitasi modal dari Amerika Serikat untuk sumber daya dan memungkinkan pengembangan dan modernisasi militer, intelijen, dan perangkat keamanan lainnya," demikian bunyi perintah eksekutif yang dikeluarkan Gedung Putih.
Kedutaan Besar China di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro memperkirakan bahwa setidaknya setengah triliun dolar kapitalisasi pasar diwakili oleh perusahaan China dan anak perusahaan mereka.
Baca Juga: AS peringatkan sanksi lanjutan terhadap China, ada apa?
"Ini adalah perintah eksekutif besar-besaran yang dirancang untuk menghentikan ibu kota Amerika menuju militerisasi China," katanya kepada wartawan melalui panggilan telepon kepada Reuters.