kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jenderal Taiwan ini ragu bisa menang melawan China


Jumat, 06 November 2020 / 18:50 WIB
Jenderal Taiwan ini ragu bisa menang melawan China


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Taipei. Jenderal dan mantan jenderal di Taiwan meragukan kemampuan militernya bisa menandingi kekuatan militer China. Mereka yakin, Taiwan bakal kalah jika perang dengan China meletus.

Letnan Jenderal Yeh Jen-wen, perwira angkatan laut selama 32 tahun menyebut Taiwan hanya bisa bertahan 2 minggu jika perang dengan China meleuts. Oleh karena itu Yeh memberikan peringatan kepada Presiden Tsai Ing-wen agar "tak bermain dengan api".

Dikutip China Review, Dia menyoroti kebijakan pemerintahan Tsai yang meningkatkan belanja senjata dengan Amerika Serikat ( AS). Salah satunya adalah pembelian sistem rudal Harpoon senilai 2,37 miliar dollar AS, atau sekitar Rp 34 triliun, dilansir Newsweek Rabu (4/11/2020).

Kemudian pada Selasa (3/11/2020), Kementerian Luar Negeri AS menyetujui penjualan empat drone Reaper dengan harga 600 juta dollar AS (Rp 8,6 triliun). Ini merupakan transaksi jual beli senjata kesepuluh yang terjadi antara Taiwan dengan AS sejak Presiden Donald Trump berkuasa pada 2017.

Baca juga: Khusus botol minuman, katalog promo Tupperware November 2020 punya produk baru

Berdasarkan UU Relasi Taiwan, Washington berkewajiban untuk menyediakan senjata yang membuat pulau itu bisa mempertahankan diri. Tetapi berdasarkan argumentasi Yeh, rudal Harpoon yang bisa menjangkau jarak hingga 241 kilometer bisa dianggap senjata agresif.

"Pembelian terbaru terhadap Harpoon jelas mengancam kapal induk milik China dan upaya mereka untuk mengakses kawasan Pasifik," kata dia.

Mantan wakil komandan di angkatan laut itu menuturkan, pemerintahan Tsai dan Trump secara sengaja sudah "memprovokasi" Beijing. Yeh mengeklaim jika Harpoon itu sampai didatangkan dan dipasang di lepas pantai, "Negeri Panda" jelas bakal bertindak karena mereka merasa terancam.




TERBARU

[X]
×