kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.799   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Jenderal top China: Tiongkok tetap perlu mempertahankan opsi militer untuk Taiwan


Jumat, 29 Mei 2020 / 14:02 WIB
Jenderal top China: Tiongkok tetap perlu mempertahankan opsi militer untuk Taiwan
ILUSTRASI. Bendera raksasa China. Chen Chao/CNS via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China perlu mempertahankan opsi damai dan militer untuk menyelesaikan "masalah Taiwan". Demikian pernyataan seorang jenderal top China, Jumat (29/5/2020).

Melansir Reuters, menurut Li Zuocheng, kepala Departemen Staf Gabungan dan anggota Komisi Militer Pusat, jika peluang untuk penyatuan kembali secara damai hilang, maka militer Tiongkok akan menggunakan segala cara untuk memastikan kelengkapan wilayahnya.

Li berbicara pada sebuah acara di Aula Besar Rakyat di Beijing yang menandai 15 tahun Undang-Undang Anti-Pemisahan Tiongkok, yang mengesahkan penggunaan kekerasan terhadap Taiwan yang diklaim Tiongkok jika China menilai wilayah itu telah memisahkan diri.

Baca Juga: India tolak tawaran Trump untuk jadi penengah atas konflik di perbatasan dengan China

Pada acara itu, Li Zhanshu, pemimpin paling senior ketiga dari Partai Komunis yang berkuasa mengatakan, China akan menggunakan segala cara untuk mencegah pasukan pro-kemerdekaan memisahkan Taiwan dari China. Akan tetapi, tindakan militer terhadap pulau yang diklaim Tiongkok adalah pilihan terakhir.

Li, yang juga kepala parlemen China, mengatakan Beijing tidak akan pernah membiarkan kekuatan apa pun, dengan cara apa pun, untuk memisahkan Taiwan dari China.

Baca Juga: Tiga kali di tahun ini, Angkatan Laut AS tantang klaim China di Laut China Selatan

Sebelumnya, kepala Kantor Urusan Taiwan China mengatakan bahwa "satu negara, dua sistem" dan "reunifikasi damai" adalah cara terbaik untuk menyatukan China dan Taiwan.

"Upaya luar oleh pasukan asing untuk mengganggu "reunifikasi" akan gagal," kata Liu Jieyi.

Sebelumnya, Beijing mengesahkan undang-undang itu pada 2005 yang mengesahkan penggunaan kekerasan terhadap Taiwan jika negara itu memutuskan untuk memisahkan diri.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×