Penulis: Tiyas Septiana
KONTAN.CO.ID - Jensen Huang, salah satu pendiri dan CEO Nvidia, kini hampir menyamai kekayaan miliarder legendaris Warren Buffett—dan bisa segera melampaui sang Dukun dari Omaha dalam hal kekayaan bersih.
Huang yang kini berusia 63 tahun memiliki kekayaan bersih senilai US$142 miliar atau sekitar Rp 2.300 Triliun, termasuk kenaikan sebesar US$27,6 miliar sejak 1 Januari 2025, menurut estimasi Bloomberg.
Sebagian besar kekayaan Huang berasal dari kepemilikan sekitar 3,5% saham Nvidia, yang saat ini merupakan perusahaan publik paling bernilai di dunia.
Baca Juga: Aturan Terbit, Markeplace Wajib Pungut PPh 22 sebesar 0,5% dari Penjual Lokal
Kapitalisasi pasar Nvidia sempat menembus US$4 triliun pada Rabu, menjadikannya perusahaan pertama yang mencapai angka tersebut.
Melansir dari CNBC, sahamnya pun naik sekitar 22% sejak awal tahun. Dalam perlombaan teknologi kecerdasan buatan (AI), chip buatan Nvidia menjadi komponen penting bagi berbagai pengembang AI terkemuka.
Saat ini kapitalisasi pasar Nvidia mencapai US$4 triliun. Analis Loop Capital, Ananda Baruah, dalam catatan kepada klien pada Rabu (dikutip dari Forbes), menyatakan bahwa valuasi pasar Nvidia berpotensi mencapai puncak di kisaran US$6 triliun.
Kinerja Buffett Masih Stabil, Tapi Mulai Tersaingi
Sementara itu, kekayaan Buffett yang diperkirakan mencapai US$144 miliar juga mengalami kenaikan sejak awal tahun—sekitar US$2,19 miliar menurut Bloomberg.
Perusahaan konglomerat miliknya, Berkshire Hathaway, menunjukkan performa baik sepanjang 2025 dengan kenaikan saham sekitar 5% sejak Januari.
Namun, melihat laju pertumbuhan Nvidia, Huang berpotensi menggeser Buffett dalam daftar orang terkaya di dunia.
Buffett yang kini berusia 94 tahun juga telah banyak menyumbangkan kekayaannya. Ia baru-baru ini menyumbangkan US$6 miliar ke lima lembaga amal, menjadikan total donasinya selama dua dekade terakhir lebih dari US$60 miliar—jumlah yang ia sebut “jauh lebih besar daripada seluruh kekayaan saya pada 2006,” seperti diumumkan dalam rilis pers pada 27 Juni.
Perjalanan Nvidia Tak Selalu Mulus
Meski demikian, belum ada jaminan bahwa kekayaan Huang akan melampaui Buffett. Meskipun saham Nvidia tumbuh pesat sejak awal tahun, pergerakan pasar saham perusahaan tersebut di 2025 mengalami fluktuasi besar.
Saham Nvidia pernah anjlok 17% dalam satu hari pada 27 Januari setelah laporan menyebut bahwa laboratorium AI asal Tiongkok, DeepSeek, menggunakan chip kapasitas rendah dari Nvidia untuk menggerakkan model bahasa terbarunya.
Kabar ini memicu kepanikan investor, menyebabkan kerugian kapitalisasi pasar hampir US$600 miliar—penurunan harian terbesar dalam sejarah perusahaan AS, menurut CNBC.
Saham perusahaan juga turun 9% dalam satu hari pada 3 Maret setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif dagang terhadap Meksiko, salah satu lokasi pabrik Nvidia.
Namun sejak Juni, saham Nvidia kembali menunjukkan tren positif, mengindikasikan bahwa kekhawatiran investor mulai mereda—setidaknya untuk sementara.
Tonton: Peresmian Koperasi Desa Merah Putih Diundur pada 21 Juli 2025, Ada Apa?
Perjalanan Wirausaha Jensen Huang: Modal Nekat dan Keyakinan
Huang mendirikan Nvidia bersama dua insinyur lainnya, Chris Malachowsky dan Curtis Priem, pada 1993, saat usianya baru 30 tahun.
Tak satu pun dari mereka pernah menjalankan perusahaan sebelumnya—dan hal itu mungkin justru menjadi keuntungan, ungkap Huang dalam podcast “Acquired” yang tayang pada 15 Oktober 2023.
“Kalau saja kami menyadari betapa menyakitkannya, seberapa rentan perasaan yang akan muncul, tantangan yang akan dihadapi, rasa malu dan kegagalan, saya rasa tidak ada yang akan mau mendirikan perusahaan,” ujar Huang.
“Itulah kekuatan super seorang wirausahawan,” lanjutnya. “Mereka tidak tahu betapa sulitnya, dan mereka hanya bertanya pada diri sendiri, ‘Seberapa sulit sih sebenarnya?’”