kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.806.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.585   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Tumpukan Uang Tunai Warren Buffett Capai Rp 5.437 Triliun, Apa Artinya?


Rabu, 26 Februari 2025 / 08:05 WIB
Tumpukan Uang Tunai Warren Buffett Capai Rp 5.437 Triliun, Apa Artinya?
ILUSTRASI. Berkshire Hathaway, konglomerasi investasi yang dipimpin Warren Buffett, telah mencatat rekor baru dalam cadangan kasnya, mencapai US$334,2 miliar. REUTERS/Scott Morgan


Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berkshire Hathaway (NYSE: BRK.A), konglomerasi investasi yang dipimpin oleh Warren Buffett, telah mencatat rekor baru dalam cadangan kasnya, mencapai US$334,2 miliar (Rp 5.437 triliun).

Angka ini mengalami lonjakan signifikan dari US$167,6 miliar pada akhir 2023, menunjukkan strategi perusahaan untuk meningkatkan likuiditas di tengah periode penjualan besar-besaran saham, termasuk di Bank of America (NYSE: BAC).

Lonjakan Kas di Tengah Pasar Saham yang Menguat

Dalam laporan keuangannya, Berkshire Hathaway mencatat bahwa dana sebesar US$286,5 miliar dialokasikan dalam Treasury Bills AS, sementara US$44,3 miliar tersimpan dalam bentuk kas di berbagai unit bisnisnya. Segmen rel kereta api, utilitas, dan energi perusahaan juga menyimpan US$3,4 miliar dalam bentuk kas.

Baca Juga: Warren Buffett Peringatkan Potensi Bahaya dari Kebijakan Fiskal yang Sembrono

Menariknya, jumlah kepemilikan Treasury Bills Berkshire Hathaway kini melampaui kepemilikan Federal Reserve yang tercatat sebesar US$195,3 miliar. Dengan selisih US$91,2 miliar, kepemilikan Berkshire atas obligasi negara ini lebih tinggi sekitar 47% dibandingkan dengan The Fed.

Apa Implikasi dari Penumpukan Kas Ini?

Berkshire Hathaway telah menghentikan program pembelian kembali saham selama dua kuartal berturut-turut, sebuah langkah yang menandakan bahwa Buffett tidak melihat valuasi saham perusahaan sebagai menarik pada level saat ini. Biasanya, Buffett hanya akan membeli kembali saham Berkshire jika diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya.

Meski demikian, Buffett mulai kembali membangun posisinya di Apple (NASDAQ: AAPL) setelah sempat memangkas kepemilikan sebesar US$104 miliar sejak Q4 2023. Dalam laporan terbaru, Berkshire menambah investasinya di raksasa teknologi ini sebesar US$5 miliar, menjadikan total kepemilikan di Apple sebesar US$75 miliar pada Q4 2024.

Pandangan Analis terhadap Strategi Buffett

Lonjakan kas Berkshire Hathaway memunculkan spekulasi mengenai strategi investasi Buffett ke depan. Kevin Heal dari Argus Research menilai bahwa Buffett mungkin sedang menunggu peluang investasi dalam skenario "distress play," seperti yang pernah ia lakukan saat menyelamatkan Goldman Sachs selama krisis keuangan 2008.

Sementara itu, Jim Shanahan dari Edward Jones berpendapat bahwa akumulasi kas Buffett menunjukkan kehati-hatiannya terhadap valuasi tinggi di pasar, bukan pertanda akan adanya kejatuhan pasar secara langsung.

Di sisi lain, Bill Smead, CIO dari Smead Capital Management, menilai bahwa aksi Buffett menimbun kas bisa menjadi indikasi bearish terhadap pasar saham.

"Buffett sedang bersikap bearish terhadap pasar saham. Ia menunjukkan hal ini dengan meningkatkan posisi kasnya ke US$200 miliar, menjual saham Apple, dan menyatakan bahwa ia tidak melihat adanya peluang investasi menarik," ungkap Smead.

Baca Juga: Warren Buffett: Waktu yang Tepat Membeli Saham adalah Ketika Harganya Sangat Murah!

Akankah Pasar Mengalami Koreksi?

Secara historis, Buffett cenderung menumpuk kas sebelum terjadi penurunan besar di pasar, yang kemudian memungkinkannya untuk membeli aset dengan harga diskon.

Dengan demikian, banyak pihak yang bertanya-tanya apakah cadangan kas yang besar ini merupakan sinyal koreksi pasar yang akan datang atau hanya strategi menunggu peluang yang lebih menarik.

Dengan ketidakpastian ekonomi global dan valuasi saham yang tinggi, langkah Buffett ini patut diamati lebih lanjut. Apakah ia sedang bersiap untuk mengambil langkah besar dalam investasi, atau hanya menunggu momen yang lebih menguntungkan? Jawabannya masih menjadi misteri di kalangan investor.

Selanjutnya: Robert Kiyosaki: Jika Bitcoin Jatuh, Saya akan Serok Sebanyak Mungkin!

Menarik Dibaca: Promo Bakmi GM Berdua Lebih Hemat 24-26 Februari 2025, Makan Berdua Hanya Rp 66.000


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×