kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.945.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.275   -12,00   -0,07%
  • IDX 7.589   56,07   0,74%
  • KOMPAS100 1.080   10,38   0,97%
  • LQ45 798   4,80   0,61%
  • ISSI 254   -0,27   -0,10%
  • IDX30 412   3,31   0,81%
  • IDXHIDIV20 471   4,55   0,97%
  • IDX80 120   0,57   0,48%
  • IDXV30 125   1,60   1,30%
  • IDXQ30 132   1,15   0,88%

Krisis Karier China: Gelar Bergengsi Tak Menjamin dapat Pekerjaan


Senin, 11 Agustus 2025 / 11:33 WIB
Krisis Karier China: Gelar Bergengsi Tak Menjamin dapat Pekerjaan
ILUSTRASI. Bendera nasional Tiongkok berkibar di dekat bangunan-bangunan perumahan di Beijing, Tiongkok, 9 Maret 2025. REUTERS/Tingshu Wang


Sumber: BBC | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Kesulitan mendapat pekerjaan yang sejalan dengan gelar pendidikan ternyata juga dialami para lulusan universitas terbaik di China, bahkan mereka yang sudah meraih gelar magister.

Krisis karier sepertinya mulai melanda China, salah satu negara terbesar dan terkaya di dunia. Modal gelar bergengsi dari universitas terbaik nyatanya masih belum cukup untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

Fenomena pekerja yang menekuni bidang tak sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka pelajari semakin luas berkembang.

Dilansir dari BBC, angka pengangguran di kalangan anak muda sempat mendekati 20% sebelum cara pengukurannya diubah agar situasi terlihat lebih baik. Pada Agustus 2024, angkanya masih 18,8%. Angka terbaru untuk bulan November telah turun menjadi 16,1%.

China melahirkan jutaan lulusan universitas setiap tahun tetapi, di beberapa bidang, tidak ada cukup pekerjaan untuk mereka.

Baca Juga: Media China Sebut Chip Nvidia H20 Tidak Aman untuk Tiongkok, Mengapa?

Lulusan Universitas Unggulan di China Sulit Bekerja

Sun Zhan, pemuda 25 tahun yang baru lulus dengan gelar master di bidang keuangan dari Universitas Tsinghua, kini bekerja sebagai seorang pelayan di restoran hot pot.

Cita-citanya adalah bekerja di bank investasi, namun tidak ada peluang yang terbuka untuknya.

"Pekerjaan impian saya adalah bekerja di perbankan investasi. Saya berharap untuk menghasilkan banyak uang dalam peran bergaji tinggi. Saya mencari pekerjaan semacam itu, tapi tidak ada hasilnya," kata Sun dalam wawancara dengan BBC pada Januari 2025 lalu.

Saat ini Sun menggunakan waktunya bekerja sebagai pelayan untuk mempelajari bisnis restoran sehingga dia akhirnya bisa membuka tempatnya sendiri.

Baca Juga: AS Izinkan Nvidia Ekspor Chip ke China, Hapus Hambatan Besar Akses Pasar

Dirinya menjelaskan, keluarganya malu dengan pilihan pekerjaannya dan lebih suka jika ia mencoba menjadi pegawai negeri atau pejabat.

"Pendapat keluarga saya sangat penting bagi saya. Lagipula, saya belajar selama bertahun-tahun dan bersekolah di sekolah yang cukup bagus," ungkapnya.

Selain Sun, ada juga Wu Dan, perempuan berusia 29 tahun lulusan Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong yang kini menjadi peserta pelatihan di klinik pijat cedera olahraga di Shanghai.

Wu bercerita bahwa hanya sedikit dari teman kuliahnya yang berhasil mendapatkan kerja sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka pelajari.

"Pasar kerja saat ini sangat sulit. Bagi banyak teman sekelas saya yang sedang menempuh pendidikan magister, ini adalah pertama kalinya mereka mencari pekerjaan dan hanya sedikit dari mereka yang berhasil mendapatkannya," katanya.

Sebelum ini, Wu bekerja di sebuah perusahaan perdagangan berjangka di Shanghai, di mana ia mengkhususkan diri dalam produk pertanian.

Baca Juga: AS Akan Perpanjang Negosiasi Tarif dengan China Selama 90 Hari Sejak Batas 12 Agustus

Anak Muda Diminta Menyusun Ulang Ekspektasi

Sun Zhan adalah satu dari jutaan, bahkan mungkin puluhan atau ratusan juta, pemuda yang bekerja di luar ekspektasi.

Profesor Zhang Jun dari Universitas Kota Hong Kong mengatakan, saat ini anak-anak muda di China memang harus mengatur ulang ekspektasi mereka tentang dunia kerja.

Kenyataan yang ada di masyarakat saat ini memang menjadi tantangan berat bagi China.

"Situasi pekerjaan di China daratan sangat menantang, jadi saya pikir banyak anak muda harus benar-benar menyesuaikan kembali ekspektasi mereka," kata Profesor Zhang.

Dirinya menambahkan banyak siswa yang mencari gelar yang lebih tinggi agar memiliki prospek yang lebih baik, tetapi kemudian realitas lingkungan kerja menghantam mereka.

Lebih lanjut, dirinya mengatakan bahwa sejumlah bidang ekonomi penting, yang dulunya merupakan penyedia lapangan kerja besar bagi para lulusan, kini menawarkan kondisi di bawah standar, dan kesempatan layak di bidang tersebut menghilang sama sekali.

Sementara mereka memikirkan apa yang harus dilakukan di masa depan, para lulusan yang menganggur juga beralih ke industri film dan televisi.

"Para lulusan China dipaksa untuk mengubah persepsi mereka mengenai apa yang mungkin dianggap sebagai 'posisi yang baik' dalam dunia kerja," ungkapnya.

Baca Juga: China Dikabarkan Perintahkan Broker untuk Berhenti Mendukung Stablecoin

Tonton: China Minta AS Longgarkan Ekspor Cip Jelang Pertemuan Trump dan Xi Jinping

Selanjutnya: Kinerja Penjualan Eceran Diramal Mengalami Kontraksi Bulanan pada Juli 2025

Menarik Dibaca: Sinopsis Film Animasi Merah Putih: One For All yang Tuai Kritik dari Netizen




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×