Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Kementerian Keuangan China akan menyuntikkan dana sebesar 500 miliar yuan (setara US$ 69 miliar) ke empat bank besar milik negara guna memperkuat modal inti mereka.
Keempat bank yang menerima suntikan modal ini adalah Bank of Communications Co., Bank of China Ltd., Postal Savings Bank of China Ltd., dan China Construction Bank Corp.
Mereka berencana menggalang dana hingga US$ 72 miliar melalui penawaran tambahan saham yang diperdagangkan di China.
Baca Juga: Krisis Kredit Macet? Bank-Bank China Mulai Naikkan Suku Bunga Pinjaman Konsumen
Mengutip Bloomberg Selasa (1/4), langkah ini merupakan bagian dari upaya China untuk memperkuat sistem perbankannya, meskipun enam bank teratas di negara tersebut telah memenuhi persyaratan modal.
Kebijakan ini diambil setelah serangkaian stimulus ekonomi, termasuk pemotongan suku bunga hipotek dan suku bunga kebijakan.
Bank-bank tersebut akan menerbitkan saham baru dengan premi antara 8,8% hingga 21,5% di atas harga penutupan hari Jumat di Shanghai, guna meningkatkan modal inti tingkat 1.
Untuk mendukung injeksi dana ini, Kementerian Keuangan China akan menerbitkan obligasi pemerintah khusus senilai 500 miliar yuan tahun ini.
Langkah ini diharapkan memberikan keuntungan jangka panjang bagi para investor.
Dalam beberapa tahun terakhir, bank-bank besar China ditugaskan untuk menopang perekonomian, namun mereka menghadapi tekanan berupa margin keuntungan yang rendah, perlambatan pertumbuhan laba, serta peningkatan kredit macet.
Baca Juga: China Gelar Latihan Militer di Sekitar Taiwan, Sebut Presiden Lai Ching-te "Parasit"
Pada akhir 2024, margin bunga bersih sektor perbankan merosot ke level terendah dalam sejarah, yakni 1,52%.
Dengan tambahan modal inti yang lebih kuat, bank-bank ini berpotensi meningkatkan penyaluran kredit, sejalan dengan komitmen Beijing untuk mendukung sektor properti, konsumen, dan teknologi guna mencapai target pertumbuhan ekonomi sekitar 5% tahun ini.
Selain itu, kebijakan ini juga bertujuan menjaga stabilitas keuangan dan mengendalikan risiko, di tengah tantangan domestik serta tekanan eksternal seperti kebijakan tarif dari AS.
"Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bank-bank besar dalam melayani ekonomi riil, sehingga mereka dapat mempertahankan pertumbuhan aset yang stabil, memberikan dukungan lebih besar bagi industri yang berkembang, serta mengatasi tekanan penurunan margin di tengah pemangkasan suku bunga," ujar Wang Jian, Kepala Analis Sektor Keuangan di Guosen Securities Co.