Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BEIJING/TAIPEI. China menggelar latihan militer di sekitar pantai utara, selatan, dan timur Taiwan pada Selasa sebagai "peringatan keras" terhadap separatisme.
Dalam kesempatan yang sama, Beijing juga menyebut Presiden Taiwan Lai Ching-te sebagai "parasit."
Sementara itu, Taiwan merespons dengan mengirimkan kapal perang untuk menghadapi pergerakan angkatan laut China di dekat wilayahnya.
Latihan militer ini, yang tidak diberi nama seperti latihan tahun lalu, berlangsung setelah meningkatnya retorika keras Beijing terhadap Lai.
Baca Juga: China kepada Rusia: Teman Selamanya, Tak Pernah Jadi Musuh
Manuver ini juga terjadi setelah kunjungan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth ke Asia, di mana ia secara terbuka mengkritik China.
Komando Teater Timur militer China menyatakan bahwa mereka telah mengerahkan kapal perang, pesawat tempur, dan artileri untuk berlatih melakukan blokade terhadap Taiwan, menyerang target di darat dan laut, serta melakukan intersepsi udara guna "menguji koordinasi pasukan dalam pertempuran."
Taiwan Kecam Latihan Militer China
Pemerintah Taiwan mengecam latihan ini. Kantor kepresidenan Taiwan menyatakan bahwa China "diakui secara luas oleh komunitas internasional sebagai pembuat onar" dan menegaskan bahwa Taiwan memiliki kepercayaan diri serta kemampuan untuk mempertahankan diri.
Dua pejabat senior Taiwan mengatakan kepada Reuters bahwa lebih dari 10 kapal militer China mendekati zona kontigus Taiwan sejauh 24 mil laut (44 km). Taiwan pun merespons dengan mengirim kapal perang untuk mengawal wilayahnya.
Baca Juga: Untung Besar! CNOOC Tiongkok Temukan Ladang Minyak 100 Juta Ton di Laut China Selatan
Namun, hingga saat ini, Taiwan belum mendeteksi adanya tembakan langsung dari pasukan China, kata para pejabat tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyatakan bahwa latihan ini merupakan "tindakan sah dan perlu untuk mempertahankan kedaulatan nasional serta menjaga persatuan negara."
"Reunifikasi China adalah tren yang tak terhindarkan – itu akan terjadi, dan itu harus terjadi," kata juru bicara Guo Jiakun dalam konferensi pers.
Taiwan Kerahkan Kapal Perang
Kementerian Pertahanan Taiwan dalam pernyataannya menyebut bahwa kelompok kapal induk China, Shandong, telah memasuki zona respons Taiwan pada Senin.
Taiwan pun segera mengerahkan pesawat tempur, kapal perang, dan mengaktifkan sistem rudal berbasis darat untuk memantau situasi.
Latihan militer ini terjadi tak lama setelah Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth meninggalkan Asia.
Baca Juga: China Airlines Pesan 10 Airbus A350-1000 untuk Perkuat Rute Jarak Jauh
Dalam kunjungannya ke Jepang dan Filipina, ia menyoroti agresi China dan menyebut Jepang sebagai negara yang "tak tergantikan" dalam menghadapi tekanan dari Beijing.
Seorang pejabat keamanan Taiwan mengatakan bahwa China menggunakan latihan ini sebagai dalih untuk mengalihkan perhatian dari perundingan perdagangan dengan AS.
"Taiwan adalah alasan terbaik mereka. Itulah sebabnya mereka memilih untuk meluncurkan latihan militer ini segera setelah menteri pertahanan AS meninggalkan Asia," kata pejabat tersebut.
AS Kecam Manuver Militer China
Institut Amerika di Taiwan, yang berfungsi sebagai kedutaan de facto AS di pulau itu, menegaskan bahwa Washington akan terus mendukung Taiwan.
"China sekali lagi menunjukkan bahwa mereka bukan aktor yang bertanggung jawab dan tidak ragu mempertaruhkan keamanan serta kemakmuran kawasan," kata seorang juru bicara dalam pernyataan resmi.
Setelah pengumuman latihan militer ini, militer China merilis serangkaian video propaganda yang menggambarkan kapal perang dan jet tempur mengelilingi Taiwan.
Baca Juga: Presiden China Xi Jinping Bertemu CEO Perusahaan Asing, Ini yang Dibicarakan
Salah satu video berjudul "Closing In" menunjukkan pasukan China mengepung pulau itu.
Selain itu, video lain berjudul "Shell" menampilkan Presiden Taiwan Lai sebagai serangga hijau yang disebut "parasit" yang menghancurkan Taiwan.
"Kami melihat retorika semacam ini sebagai bentuk provokasi," kata Menteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo.
Pejabat keamanan Taiwan berpendapat bahwa latihan militer ini juga bertujuan untuk mengalihkan perhatian pasukan China dari kasus korupsi yang tengah terjadi di internal militer mereka.
"Militer mereka dibuat sibuk dengan latihan agar para prajurit tidak fokus membicarakan skandal korupsi yang mengguncang mereka," kata sumber tersebut.
Baca Juga: Korea Selatan, Jepang, dan China Berkoalisi, Siap Hadapi Kebijakan Tarif Trump?
Sementara itu, penjaga pantai China mengumumkan bahwa mereka juga ikut serta dalam latihan dengan mensimulasikan "inspeksi dan penangkapan" terhadap kapal-kapal yang dianggap tidak sah di sekitar Taiwan.
Global Times, surat kabar milik Partai Komunis China, menulis bahwa latihan ini tidak diberi kode nama untuk menunjukkan bahwa pengerahan militer semacam ini telah menjadi "praktik normal" di Selat Taiwan.