kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.555   -55,00   -0,33%
  • IDX 6.980   147,08   2,15%
  • KOMPAS100 1.012   25,10   2,54%
  • LQ45 787   21,71   2,84%
  • ISSI 220   2,17   0,99%
  • IDX30 409   11,84   2,98%
  • IDXHIDIV20 482   15,28   3,27%
  • IDX80 114   2,54   2,27%
  • IDXV30 116   2,05   1,79%
  • IDXQ30 133   4,16   3,22%

China kepada Rusia: Teman Selamanya, Tak Pernah Jadi Musuh


Selasa, 01 April 2025 / 10:40 WIB
China kepada Rusia: Teman Selamanya, Tak Pernah Jadi Musuh
ILUSTRASI. Menurut Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Tiongkok dan Rusia adalah teman selamanya, tak pernah jadi musuh. REUTERS/Jason Lee


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - "Tiongkok dan Rusia adalah teman selamanya, tak pernah jadi musuh," kata Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi.

Wang mengungkapkan hal tersebut dalam pernyataan yang dipublikasikan pada hari Selasa (1/4/2024), saat berkunjung ke Moskow di mana ia juga menyambut baik tanda-tanda normalisasi hubungan antara Washington dan Moskow.

"Prinsip 'teman selamanya, tak pernah jadi musuh' ... berfungsi sebagai dasar hukum yang kuat untuk memajukan kerja sama strategis di tingkat yang lebih tinggi," kata Wang kepada kantor berita negara Rusia RIA dalam sebuah wawancara.

Mengutip Reuters, Wang sedang dalam kunjungan tiga hari ke Moskow untuk pembicaraan kerja sama strategis, sebuah perjalanan yang dibayangi oleh ketidakpastian seputar pembicaraan untuk mengamankan gencatan senjata di Ukraina dan kritik Presiden AS Donald Trump terhadap para pemimpin Rusia dan Ukraina.

Tiongkok dan Rusia mendeklarasikan kemitraan strategis "tanpa batas" beberapa hari sebelum Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim puluhan ribu pasukan ke Ukraina pada Februari 2022.

Presiden Tiongkok Xi Jinping telah bertemu Putin lebih dari 40 kali dalam satu dekade terakhir dan kedua pemimpin tersebut telah sepakat untuk memperdalam hubungan dan bekerja sama dalam berbagai isu seperti Taiwan, Ukraina, dan rival bersama Amerika Serikat.

Baca Juga: Untung Besar! CNOOC Tiongkok Temukan Ladang Minyak 100 Juta Ton di Laut China Selatan

Kremlin mengatakan pada hari Senin bahwa Putin akan menerima Wang, yang juga akan mengadakan pembicaraan dengan mitranya dari Rusia Sergei Lavrov.

Wang mengatakan, kondisi global saat ini mengharuskan negara-negara besar untuk bertindak sebagai faktor penstabil. Jadi sangat menggembirakan bahwa Rusia dan Amerika Serikat telah bergerak untuk memperbaiki hubungan.

Kremlin mengatakan pada hari Senin bahwa Rusia dan Amerika Serikat sedang menggarap gagasan untuk kemungkinan penyelesaian damai di Ukraina dan membangun hubungan bilateral. Sejak menjabat pada bulan Januari, Trump telah mengubah AS ke posisi yang lebih mendamaikan terhadap Rusia.

"(Ini) bagus untuk menstabilkan keseimbangan kekuatan antara negara-negara besar dan menginspirasi optimisme dalam situasi internasional yang mengecewakan," RIA mengutip pernyataan Wang.

Baca Juga: Presiden China Xi Jinping Bertemu CEO Perusahaan Asing, Ini yang Dibicarakan



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×