Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - KAZAN. Presiden China Xi Jinping menyampaikan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa situasi global saat ini dilanda kekacauan. Namun, kemitraan strategis antara China dan Rusia tetap menjadi kekuatan stabilitas di tengah perubahan besar yang terjadi dalam satu abad terakhir.
Pada bulan Mei, Xi dan Putin telah berjanji untuk menciptakan "era baru" dalam kemitraan antara dua negara yang menjadi saingan terbesar Amerika Serikat. Mereka menggambarkan Amerika sebagai kekuatan hegemoni yang agresif seperti dalam Perang Dingin, yang menyebarkan kekacauan di seluruh dunia.
"Saat ini, dunia sedang mengalami perubahan besar yang belum pernah terjadi dalam seratus tahun, dan situasi internasional dipenuhi oleh kekacauan," kata Xi kepada Putin di kota Kazan, Rusia, dalam pembukaan KTT BRICS.
Baca Juga: Pesan Menyentuh Xi ke Putin: Dunia Kacau, Persahabatan dengan Rusia Akan Bertahan
"Namun, saya yakin bahwa persahabatan antara China dan Rusia akan terus berlanjut hingga generasi mendatang, dan tanggung jawab negara-negara besar terhadap rakyatnya tidak akan berubah," ucap Xi.
Rusia yang sedang berperang melawan pasukan Ukraina yang didukung NATO, serta Tiongkok yang menghadapi tekanan dari upaya Amerika Serikat untuk menahan kekuatan militer dan ekonomi yang berkembang, semakin menemukan kesamaan dalam tujuan geopolitik mereka.
Rusia dan China, yang berusaha membalas penghinaan akibat runtuhnya Uni Soviet pada 1991 serta dominasi kolonial Eropa terhadap China selama berabad-abad, mencoba menggambarkan Barat sebagai kekuatan yang dekaden dan sedang merosot.
Baca Juga: Xi dan Putin Kutuk AS, Janjikan Hubungan Lebih Erat Seiring Kemajuan Rusia di Ukraina
Amerika Serikat menggambarkan China sebagai pesaing terbesarnya dan Rusia sebagai ancaman negara terbesar. Presiden Joe Biden mengatakan bahwa demokrasi menghadapi tantangan dari rezim otoriter seperti China dan Rusia.