kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Kerahkan Pesawat dan Kapal, China Lakukan Latihan Militer di Sekitar Taiwan


Senin, 14 Oktober 2024 / 09:47 WIB
Kerahkan Pesawat dan Kapal, China Lakukan Latihan Militer di Sekitar Taiwan
ILUSTRASI. China mengerahkan pesawat dan kapal untuk mengepung Taiwan pada Senin (14 Oktober), dalam latihan militer. REUTERS/Pascal Rossignol


Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. China mengerahkan pesawat dan kapal untuk mengepung Taiwan pada Senin (14 Oktober), dalam latihan militer yang diklaim Beijing sebagai peringatan tegas kepada kekuatan "separatis" di pulau yang memerintah sendiri tersebut.

Latihan militer ini merupakan putaran keempat dari serangkaian latihan perang skala besar yang dilakukan China dalam dua tahun terakhir. Beijing belum mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya, dan latihan ini menekankan tekad tersebut.

Peringatan untuk Taiwan dan Konteks Latihan Militer

Latihan ini dilakukan beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, memperingatkan Beijing untuk tidak mengambil tindakan sebagai respons terhadap pidato Presiden Taiwan, Lai Ching-te, selama perayaan Hari Nasional pulau tersebut.

Lai, yang menjabat pada Mei lalu, telah lebih vokal dalam membela kedaulatan Taiwan dibandingkan pendahulunya, Tsai Ing-wen, sehingga memancing kemarahan Beijing yang menyebutnya sebagai "separatis".

Baca Juga: China Mulai Babak Baru Latihan Perang di Dekat Taiwan, Tak Sebut Tanggal Berakhirnya

Taiwan mengutuk latihan militer terbaru ini sebagai tindakan yang "irasional dan provokatif", dan mengumumkan bahwa mereka telah mengerahkan "pasukan yang sesuai" untuk merespons.

Latihan ini diberi nama Joint Sword-2024B, yang menurut Beijing bertujuan untuk "mengujicoba kemampuan operasi gabungan dari pasukan komando teater." Latihan ini dilakukan di "wilayah utara, selatan, dan timur Pulau Taiwan," menurut Kapten Li Xi, juru bicara Komando Teater Timur militer China.

Fokus latihan adalah pada "patroli kesiapan tempur laut-udara, blokade pelabuhan dan area utama," serta "serangan terhadap target maritim dan darat" dan "perebutan keunggulan komprehensif secara gabungan."

Selain itu, penjaga pantai China juga dikerahkan untuk melakukan "inspeksi" di sekitar pulau tersebut. Sebuah diagram yang dirilis menunjukkan empat armada yang bergerak mengelilingi Taiwan dengan pola searah jarum jam.

Respons Taiwan dan Kesiapsiagaan Militer

Aktivitas militer China di sekitar Taiwan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Beijing sering kali mengirim pesawat tempur dan pesawat militer lainnya, sementara kapal-kapalnya terus hadir di perairan sekitar pulau tersebut.

Pada hari Minggu, Taiwan mendeteksi keberadaan kelompok kapal induk China di selatan Taiwan di Selat Bashi, yang memisahkan pulau tersebut dari Filipina. Kapal-kapal tersebut tampaknya bergerak menuju Pasifik Barat.

Baca Juga: Daftar 10 Negara dengan Perekonomian Terbaik di Dunia Tahun 2024

"Di tengah ancaman musuh, semua perwira dan tentara negara kami berada dalam kesiapsiagaan penuh," kata Kementerian Pertahanan Taiwan pada hari Senin. "Kami bertekad dan percaya diri untuk memastikan keamanan pertahanan nasional."

Pidato Presiden Taiwan dan Reaksi Beijing

Dalam pidatonya pada Kamis, Presiden Taiwan Lai Ching-te menegaskan tekad untuk "menolak aneksasi" pulau tersebut dan menyatakan bahwa Beijing dan Taipei "tidak saling bergantung satu sama lain." Pidato ini memicu respons keras dari Beijing, yang memperingatkan bahwa provokasi Lai akan berakhir menjadi "bencana" bagi rakyat Taiwan.

China pada Senin menyatakan bahwa latihan militer tersebut adalah "operasi yang sah dan perlu untuk menjaga kedaulatan negara dan persatuan nasional." Penyiar negara China, CCTV, merilis video peringatan yang menegaskan, "semakin besar provokasi, semakin ketat kendali yang akan dilakukan."

Latar Belakang Konflik China-Taiwan

Sengketa antara China dan Taiwan berakar pada perang saudara yang terjadi pada 1949, ketika pasukan nasionalis yang dipimpin Chiang Kai-shek kalah dari pasukan komunis Mao Zedong dan melarikan diri ke Taiwan.

Baca Juga: China Diperkirakan Luncurkan Latihan Militer Setelah Pidato Presiden Taiwan

Partai Progresif Demokratik (DPP) yang dipimpin oleh Lai Ching-te, telah lama membela kedaulatan dan demokrasi Taiwan.

Taiwan memiliki pemerintah, militer, dan mata uangnya sendiri, namun Beijing terus berusaha menghapus eksistensi Taiwan dari panggung internasional, termasuk dengan menghalangi keikutsertaan Taipei di forum global dan mengambil alih sekutu diplomatiknya.

Latihan militer terbaru ini menunjukkan intensitas ketegangan yang terus meningkat di kawasan tersebut, dengan implikasi besar bagi stabilitas di Selat Taiwan dan kawasan sekitarnya.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×