Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Aktivitas manufaktur Jepang kembali mengalami kontraksi pada Agustus 2025, menandai penurunan selama dua bulan berturut-turut seiring melemahnya permintaan luar negeri akibat tarif baru Amerika Serikat (AS).
Survei awal yang dilakukan S&P Global menunjukkan Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Jepang naik tipis ke level 49,9 pada Agustus, dibandingkan 48,9 pada Juli.
Baca Juga: Ekspor Jepang Turun 2,6% pada Juli 2025, Tertekan Tarif AS
Namun, angka tersebut masih berada di bawah ambang batas 50 yang memisahkan ekspansi dan kontraksi.
“Pemulihan output manufaktur kemungkinan sulit dipertahankan kecuali ada perbaikan dalam penjualan dalam waktu dekat,” ujar Annabel Fiddes, Economics Associate Director di S&P Global Market Intelligence.
Ekspor Melemah, Pesanan Baru Terus Turun
Data menunjukkan produksi manufaktur sempat pulih dengan indeks output kembali ke zona pertumbuhan setelah kontraksi pada Juli.
Namun, pesanan baru terus menyusut, mencerminkan lemahnya permintaan baik domestik maupun internasional.
Baca Juga: Ekspansi ke Jepang, DANA Perluas Jangkauan QRIS Antarnegara
Pesanan dari luar negeri anjlok pada laju tercepat dalam 17 bulan terakhir, menegaskan rapuhnya sektor manufaktur Jepang yang bergantung pada ekspor.
Badan Statistik Jepang sebelumnya merilis data resmi yang menunjukkan ekspor pada Juli mencatat penurunan terdalam sejak Februari 2021, seiring meningkatnya dampak tarif AS.
Dampak Tarif AS dan Sentimen Bisnis
Kesepakatan dagang AS–Jepang yang dicapai bulan lalu memangkas tarif Presiden Donald Trump atas produk Jepang menjadi 15%.
Namun, survei Reuters awal bulan ini menunjukkan banyak pelaku manufaktur masih berhati-hati dalam menilai prospek bisnis.
Baca Juga: Indeks Bursa Saham Jepang Cetak Rekor Tertinggi Lagi
Di sisi biaya, harga input naik, sementara inflasi harga jual melandai ke level terendah dalam lebih dari empat tahun. Kondisi ini menekan margin keuntungan pelaku industri.
Sektor Jasa Masih Ekspansi
Berbeda dengan manufaktur, aktivitas sektor jasa masih tumbuh, meski melambat. Indeks PMI jasa turun ke 52,7 pada Agustus dari 53,6 pada Juli.
Secara keseluruhan, PMI komposit Jepang, yang menggabungkan manufaktur dan jasa, naik ke 51,9 pada Agustus dari 51,6 pada bulan sebelumnya. Angka ini menandai ekspansi tercepat dalam enam bulan terakhir.