kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.890.000   -7.000   -0,37%
  • USD/IDR 16.296   21,00   0,13%
  • IDX 7.902   38,89   0,49%
  • KOMPAS100 1.112   4,95   0,45%
  • LQ45 819   3,80   0,47%
  • ISSI 268   1,55   0,58%
  • IDX30 424   1,70   0,40%
  • IDXHIDIV20 488   1,03   0,21%
  • IDX80 123   0,65   0,53%
  • IDXV30 129   0,28   0,22%
  • IDXQ30 137   0,42   0,31%

Ekspor Jepang Turun 2,6% pada Juli 2025, Tertekan Tarif AS


Rabu, 20 Agustus 2025 / 10:02 WIB
Ekspor Jepang Turun 2,6% pada Juli 2025, Tertekan Tarif AS
ILUSTRASI. Ekspor Jepang kembali melemah pada Juli 2025, menandai penurunan tiga bulan berturut-turut, seiring tekanan tarif tinggi dari Amerika Serikat yang semakin membebani sektor manufaktur.. (Photo by Yoshio Tsunoda/AFLO) 


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

​KONTAN.CO.ID - TOKYO. Ekspor Jepang kembali melemah pada Juli 2025, menandai penurunan tiga bulan berturut-turut, seiring tekanan tarif tinggi dari Amerika Serikat yang semakin membebani sektor manufaktur.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran atas prospek perekonomian Jepang yang sangat bergantung pada ekspor.

Baca Juga: Ekspansi ke Jepang, DANA Perluas Jangkauan QRIS Antarnegara

Data pemerintah yang dirilis Rabu (20/8/2025) menunjukkan total ekspor Jepang turun 2,6% secara tahunan (YoY) pada Juli.

Angka tersebut lebih dalam dibandingkan perkiraan pasar sebesar minus 2,1% dan setelah penurunan 0,5% pada Juni.

Secara rinci, ekspor ke Amerika Serikat anjlok 10,1% dibanding Juli tahun lalu, sementara ekspor ke China turun 3,5%.

Sementara itu, impor Jepang pada Juli tercatat turun 7,5% dari tahun sebelumnya, lebih kecil dibandingkan perkiraan penurunan 10,4%.

Alhasil, neraca perdagangan Jepang membukukan defisit sebesar ¥117,5 miliar (US$795,4 juta), berbanding terbalik dengan ekspektasi pasar yang memperkirakan surplus ¥196,2 miliar.

Baca Juga: Indeks Bursa Saham Jepang Cetak Rekor Tertinggi Lagi

Tekanan terhadap perdagangan Jepang semakin berat sejak AS memberlakukan tarif 25% atas mobil dan suku cadang pada April, serta mengancam menerapkan tarif serupa pada sebagian besar produk Jepang lainnya.

Meski kemudian kedua negara mencapai kesepakatan perdagangan pada 23 Juli yang menurunkan tarif menjadi 15% dengan imbalan paket investasi Jepang ke AS senilai US$550 miliar, angka tersebut masih jauh lebih tinggi dibanding tarif awal 2,5%.

Sektor otomotif, yang menjadi tulang punggung ekspor Jepang, menjadi pihak paling tertekan.

Para produsen mobil Jepang sejauh ini menanggung biaya tambahan akibat tarif dengan memangkas harga guna menjaga volume pengiriman.

Baca Juga: Jepang Siap Setujui Stablecoin Berbasis Yen Pertama Musim Gugur Ini

Namun, sejumlah ekonom memperkirakan beban tersebut pada akhirnya akan dialihkan ke konsumen AS, yang bisa menghambat penjualan mobil Jepang di pasar Amerika.

Selanjutnya: BPOM Amerika Imbau Warga Hindari Udang Beku Indonesia, Mengapa?

Menarik Dibaca: Redmi Note 13 dengan Layar Full HD+, Super Terang di Luar Ruangan! Cek Ulasannya




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×