Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Aktivitas manufaktur Jepang kembali masuk zona kontraksi pada Juli 2025, setelah sempat stabil di bulan sebelumnya.
Tekanan permintaan yang lemah membuat sektor industri Negeri Sakura belum mampu mempertahankan momentum pemulihan.
Survei S&P Global menunjukkan indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur Jepang turun menjadi 48,9 pada Juli dari 50,1 di Juni.
Baca Juga: Australia Aman dari Kenaikan Tarif AS, Tetap di Level 10%
Angka ini juga hampir sama dengan estimasi awal 48,8, dan kembali berada di bawah ambang batas 50,0 yang memisahkan ekspansi dan kontraksi.
Penurunan ini terjadi sebelum kesepakatan dagang antara Jepang dan Amerika Serikat diumumkan pekan lalu.
Perjanjian tersebut menurunkan tarif AS atas produk Jepang menjadi 15% dari ancaman sebelumnya sebesar 25%.
“Ke depan, penting untuk memantau apakah kesepakatan ini mampu mendorong kepercayaan klien dan meningkatkan penjualan dalam beberapa bulan mendatang,” ujar Annabel Fiddes, Associate Director di S&P Global Market Intelligence, Jumat (1/8/2025).
Baca Juga: 6 Nasihat Warren Buffett Bantu Introvert Tumbuh dan Percaya Diri
Produksi Tertekan, Pesanan Baru Lemah
Sub-indeks produksi mengalami penurunan tajam, dengan laju kontraksi tercepat sejak Maret. Para produsen secara luas melaporkan penurunan volume bisnis baru sebagai alasan utama pemangkasan output.
Pesanan baru kembali menyusut di bulan Juli, meski laju penurunannya sedikit melambat dibanding bulan sebelumnya.
Meski tekanan pada produksi meningkat, sektor manufaktur masih menambah tenaga kerja, walau dengan laju paling lambat dalam tiga bulan terakhir.
Dari sisi harga, inflasi biaya input turun ke level terendah dalam empat setengah tahun. Namun, harga output justru meningkat dengan laju tercepat dalam setahun, seiring perusahaan mulai meneruskan sebagian beban biaya kepada pelanggan.
Baca Juga: PMI Manufaktur China Turun ke 49,5 di Juli, Tanda Lesunya Aktivitas Pabrik
Meski sejumlah indikator masih lemah, kepercayaan bisnis justru menguat ke level tertinggi dalam enam bulan.
Pelaku industri berharap permintaan akan membaik dan ketidakpastian perdagangan mereda dalam 12 bulan ke depan.