kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

Jepang pertimbangkan memikul sebagian beban Eropa


Selasa, 27 September 2011 / 14:14 WIB
Jepang pertimbangkan memikul sebagian beban Eropa
ILUSTRASI. Praktik ijon pajak biasanya berlangsung di periode akhir tahun.


Reporter: Dyah Megasari, BBC, Reuters |

TOKYO. Jepang menyatakan akan mempertimbangkan menjadi bagian dari rencana global untuk membantu pemulihan atas krisis Yunani. Namun, Uni Eropa harus memperjelas arah penyelesaian tersebut.

"Jika Eropa memiliki skema penanggulangan krisis yang cukup jelas dan rasional, tidak menutup kemungkinan Jepang mau berbagi beban yang dipikul Yunani," janji Menteri Keuangan Jepang, Jun Azumi.

Komentar Azumi itu muncul sehari setelah indeks di Bursa Tokyo yaitu Nikkei 225, turun ke titik terendah dalam waktu dua setengah tahun terakhir. Krisis Eropa mulai berimbas ke Jepang dan dikhawatirkan akan menghambat pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

Ancaman bagi Jepang

Para analis beranggapan, keinginan Jepang membantu penyelesaian krisis Yunani bersumber dari keinginan negeri matahari terbit ini menjamin kestabilan di kawasan Eropa.

Sebab, Eropa merupakan pasar utama bagi ekspor Jepang. Ada kekhawatiran jika jalan keluar atas krisis utang Yunani tidak segera dipecahkan, hal itu akan mempengaruhi pertumbuhan dan permintaan akan produk Jepang.

"Jika kekacauan ekonomi menyebar dari Eropa ke bagian dunia lain, Jepang tidak akan kebal," jelas Masaaki Kanno dari JP Morgan.

Semakin berkembangnya ketidakpastian di Eropa juga akan membuat para investor kembali ke mata uang yang aman seperti yen.

Hal itu bisa menyebabkan penguatan mata uang Jepang atas dollar Amerika Serikat (AS) dan euro yang pada akhirnya membuat produk Jepang menjadi lebih mahal. Imbasnya, keuntungan perusahaan semakin kecil ketika mereka menukar mata uang asing ke dalam yen.

Kano memprediksi, jika Nikkei kembali merosot secara berulang, perekonomian Jepang bakal ambruk.

"Bank-bank Jepang dan perusahaan asuransi merupakan investor besar di bursa saham. Jika Nikkei terus turun maka akan membawa sistem pasar keuangan ke dalam kekacauan," terang Kano.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×