kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jepang: Tanggapan kami di Laut China Selatan tidak ditujukan pada satu negara


Rabu, 21 Oktober 2020 / 14:57 WIB
Jepang: Tanggapan kami di Laut China Selatan tidak ditujukan pada satu negara
ILUSTRASI. Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dan istrinya Mariko Suga tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Selasa (20/10) siang.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jepang menentang setiap tindakan yang meningkatkan ketegangan di Laut Cina Selatan, Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan, tetapi Tokyo tidak bertujuan membentuk "NATO Asia".

Suga mengakhiri perjalanan empat hari ke Vietnam dan Indonesia, perjalanan luar negeri pertamanya sejak menjabat bulan lalu, sebagai bagian dari upaya Jepang untuk meningkatkan hubungan dengan negara-negara utama Asia Tenggara di tengah kekhawatiran peningkatan ketegasan China di kawasan tersebut.

"Jepang menentang tindakan apa pun yang meningkatkan ketegangan di Laut China Selatan," kata Suga dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (21/10), di tengah kunjungan ke Indonesia.

"Izinkan saya menekankan kembali pentingnya semua negara terkait masalah Laut China Selatan untuk tidak menggunakan kekerasan atau paksaan, tetapi bekerja menuju resolusi damai atas sengketa berdasarkan hukum internasional," ujarnya.

Baca Juga: Bikin panas China, India gelar latihan militer bersama AS, Australia, dan Jepang

Perjalanan ini mengikuti pertemuan bulan ini di Tokyo dari "Quad", aliansi informal India, Australia, Jepang, dan Amerika Serikat (AS), yang Washington lihat sebagai benteng melawan pengaruh regional China yang semakin berkembang.

China telah mengecam pengelompokan empat negara itu sebagai "mini-NATO" yang bertujuan untuk menahan perkembangannya. 

“Tanggapan kami di Laut China Selatan tidak ditujukan pada satu negara,” tegas Suga ketika ditanya, apakah Jepang ingin membuat Pakta Perjanjian Atlantik Utara (NATO) versi Asia.

Suga harus menyeimbangkan hubungan ekonomi Jepang yang dalam dengan China terhadap masalah keamanan, termasuk dorongan Beijing yang semakin meningkat untuk menegaskan klaim atas pulau-pulau di Laut China Timur yang disengketakan.

Baca Juga: Laut China Selatan memanas, Jepang ekspor peralatan dan teknologi militer ke Vietnam

Beberapa partai yang berkuasa di Jepang ingin melihat garis yang lebih keras, setelah hubungan yang menghangat dengan China di bawah pendahulunya, Shinzo Abe.

"Jepang bertekad untuk mempertahankan wilayahnya, perairan teritorial dan ruang udaranya," kata Suga yang menambahkan, Tokyo juga menentang tindakan yang meningkatkan ketegangan di Laut China Timur.

Beberapa anggota ASEAN memiliki sengketa teritorial dengan China di Laut China Selatan yang vital, tetapi berhati-hati dalam mengasingkan mitra ekonomi utama kelompok tersebut dan terlibat dalam konfrontasi yang intens antara Washington dan Beijing.

Tetapi beberapa menyambut keterlibatan Jepang yang lebih besar di wilayah tersebut.

Baca Juga: PM Jepang tegaskan tolak setiap langkah meningkatkan ketegangan di Laut China Selatan

Suga setuju dengan Presiden Joko Widodo pada Selasa (20/10) untuk mempercepat pembicaraan tentang ekspor peralatan dan teknologi pertahanan Jepang ke Indonesia, dan meminta menteri pertahanan dan luar negeri kedua negara segera bertemu.

Sehari sebelumnya, Suga dan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc pada prinsipnya juga menyetujui pakta ekspor peralatan dan teknologi militer dari Jepang.

Selanjutnya: Terungkap! Indonesia tolak permintaan Washington untuk menampung pesawat mata-mata AS



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×