Sumber: Antara,CNN | Editor: Yudho Winarto
BERLIN. Pelaku industri Jerman akan mengambil keuntungan dari setiap peluang perdagangan di Asia dan Amerika Selatan yang ditinggalkan oleh kebijakan proteksionisme Amerika Serikat.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Kanselir Jerman Sigmar Gabriel pada Senin (23/1), setelah Presiden Donald Trump mengundurkan diri dari Kerja Sama Trans-Pacific (TPP).
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Handelsblatt yang terbit pada Selasa, ia mengatakan, "Jika Trump memulai perang dagang dengan Asia dan Amerika Selatan, itu akan membuka peluang bagi kita."
"Trump hanya harus mengakui bahwa ekonomi AS sering tidak kompetitif, sedangkan (ekonomi) Jerman (kompetitif)," katanya, mengkritik ancaman Trump untuk memberlakukan tarif 35 % pada mobil Jerman yang diimpor dari Meksiko. Langkah itu, katanya, akan menjadi kontraproduktif bagi Amerika Serikat.
Trump menandatangani perintah eksekutif, yang secara resmi menarik Amerika Serikat dari kerja sama 12 negara TPP, menindaklanjuti janji dari kampanyenya tahun lalu. Dia menyebut langkah itu sebagai "hal yang besar bagi pekerja Amerika".
Gabriel - Menteri Ekonomi dan pemimpin partai tengah-kanan Sosial Demokrat kiri (SPD), yang diperkirakan akan menjadi lawan Kanselir Angela Merkel dalam pemilu September - mengatakan industri Jerman harus tetap percaya diri dalam menghadapi pergerakan Trump.
Kurang dari 10 % dari ekspor Jerman dikirim ke Amerika Serikat, kata Gabriel, sementara 60 % dikirim ke negara-negara lain di Eropa.
"Kita bisa melihat bobot kepentingan ekonomi kita," kata Gabriel. "Jerman harus bertindak dengan percaya diri dan tidak perlu takut atau bersikap seperti budak. "
"Kita adalah negara yang sangat sukses, bangsa pengekspor yang berteknologi maju dengan banyak orang yang bekerja keras dan perusahaan yang cerdas."