Sumber: DW.com | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - DW. Pemerintah Jerman pada Senin (06/04) mengumumkan aturan pembatasan baru bagi para pelancong, termasuk karantina wajib selama dua minggu bagi warga negara Jerman maupun warga negara-negara Uni Eropa saat memasuki Jerman.
Sebelumnya pada Maret, pemerintah memberlakukan kontrol perbatasan di pelabuhan dan perbatasan darat dengan Austria, Swiss, Prancis, Luksemburg dan Denmark.
DW mencoba menelisik secara spesifik bagaimana sebenarnya restriksi terkait virus corona ini berlaku di Jerman.
Restriksi berlaku untuk siapa?
Dalam restriksi ini, warga negara Jerman masih diperbolehkan untuk kembali ke Jerman setiap saat.
Untuk warga non-Jerman, termasuk warga negara Uni Eropa dan warga negara asing, diizinkan untuk masuk ke Jerman dengan beberapa kondisi tertentu.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Jerman, kondisi-kondisi itu meliputi:
“orang-orang yang kembali ke rumah atau tempat tinggal mereka yang sah menurut hukum di Jerman”.
“dilakukan dengan tujuan kerja atau menjalankan layanan kontrak profesional,‘‘ seperti para commuter dan diplomat.
“alasan mendesak untuk masuk ke Jerman,” seperti kebutuhan perawatan medis.
“transit melalui Jerman untuk bisa kembali ke negara asal jika memang tidak ada pilihan perjalanan lain yang tersedia.”
Selain itu, pihak berwenang juga akan mengizinkan perjalanan untuk tranportasi barang lintas batas “dengan gangguan sesedikit mungkin”.
Apakah Jerman terbuka untuk pariwisata?
Masuk ke Jerman untuk tujuan pariwisata sangat dilarang. Warga non-Jerman yang mencoba masuk ke negara ini untuk “setiap perjalanan yang tidak penting dapat ditolak masuk,” demikian disampaikan Kementerian Dalam Negeri.
Berapa lama restriksi diterapkan?
Jawaban singkatnya adalah: selama masih diperlukan. Meskipun Jerman sejatinya telah memperpanjang pembatasan kehidupan publik hingga pertengahan April mendatang, masih belum jelas berapa lama lagi kontrol perbatasan ini akan tetap ada.
Secara umum, negara-negara anggota wilayah Schengen hanya dapat memberlakukan kontrol perbatasan selama tiga bulan berturut-turut.
Uni Eropa (EU) telah menyarankan bahwa kontrol ini dapat berlangsung hingga 12 Mei mendatang. Meski demikian, mengingat sifat dari pandemi COVID-19 yang mudah berubah, tanggal akhir pemberlakuan kontrol perbatasan juga dapat berubah.
Siapa yang memberlakukan restriksi?
Menurut Kementerian Dalam Negeri, penegakan restriksi dan pemberlakuan izin masuk merupakan kebijakan dari pejabat perbatasan Jerman.
“Masa Kekhawatiran”
Sebelumnya, melalui pidatonya pada Jumat (03/04), Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan bahwa “masih sangat dini untuk mulai mengurangi restriksi apapun yang sudah ditetapkan”.
Menurutnya, langkah-langkah restriksi sangat penting untuk menyelamatkan nyawa.
Ia juga menyatakan bahwa saat ini adalah “masa penuh kekhawatiran”. Ia menambahkan, “Kami akan melakukan segalanya sebaik mungkin dari sudut pandang negara, menjamin agar sesedikit mungkin kekhawatiran rakyat menjadi kenyataan”.
John Hopkins University sampai Selasa pagi (7/4) mencatat jumlah infeksi virus corona SARS-Cov-2 di Jerman sudah mencapai 103.375 kasus. Sebanyak 1.810 orang pasien COVID-19 meninggal dunia sementara 36.081 dinyatakan sembuh. Jerman kini berada di peringkat empat dunia setelah AS, Italia dan Spanyol.