Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Untuk pertama kalinya, bank sentral Amerika Serikat (AS) memberi sinyal kuat akan tetap menaikkan bunga acuannya. Kenaikan bertahap saat ini perlu untuk menjaga inflasi mendekati target di tengah kuatnya ketenagakerjaan di AS.
"FOMC percaya, saat ini, tetap menaikkan Federal Funds rate secara bertahap adalah cara terbaik," kata Chairman Federal Reserve Jerome Powell di depan Senate Banking Committee, Selasa (17/7), seperti dikutip Bloomberg.
Menurut dia, The Fed tak bisa menaikkan bunga terlalu pelan karena akan melejitkan inflasi. Tapi, kenaikan bunga terlalu cepat akan melemahkan ekonomi dan membuat inflasi tertinggal di belakang target.
Powell menyebutkan, The Fed memperkirakan ketenagakerjaan di AS tetap kuat dan inflasi tetap mendekati 2% dalam beberapa tahun ke depan.
The Fed sudah menaikkan bunga dua kali di tahun ini menjadi 1,75%-2% pada Maret dan Juni lalu. Pernyataan Powell kali ini memperkuat perkiraan bahwa The Fed masih akan menaikkan bunga dua kali lagi.
"Kebijakan kami menunjukkan performa ekonomi yang kuat, dan kami berniat menjaga kelanjutan tren ini," kata dia.
Perang Dagang AS
Powell dalam pertemuan dengan senat AS tersebut juga ikut mengemukakan pendapatnya mengenai proteksionisme yang tengah diupayakan Presiden AS Donald Trump.
Menurut dia, kebijakan dagang dan pajak yang didorong oleh Gedung Putih saat ini akan memicu ketidakpastian ekonomi. Dia juga tidak percaya, Uni Eropa adalah musuh Amerika.
Tapi, Powell tidak bisa memprediksi dampak dari kebijakan fiskal Trump saat ini. "Sulit memprediksikan saat ini, hasil, seberapa besar dan kapan efek ekonomi terdampak dari perubahan kebijakan fiskal yang sedang dilakukan," ujarnya, dikutip dari CBSnews.