Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Polisi Filipina telah menolak tuduhan tersebut dan mengatakan tersangka bersenjata dan dibunuh untuk membela diri.
Dalam pernyataan kantor presiden, Bersamin mengatakan pemerintah tidak akan menolak atau menghalangi Duterte jika ia ingin menyerah.
Kantor kejaksaan ICC mengatakan bahwa mereka mengikuti perkembangan di Filipina dengan saksama tetapi tidak mengomentari pernyataan yang dibuat oleh pemerintah sehubungan dengan investigasi yang sedang berlangsung.
Sikap Duterte
Duterte tetap bersikap menantang selama sidang hari Rabu saat ia membela tindakan kerasnya terhadap narkoba, yang merupakan bagian penting dari kampanye pemilihannya, di mana ia telah berjanji bahwa ribuan pengedar narkoba dan penjahat akan dibunuh.
"ICC tidak membuat saya takut sedikit pun. Mereka bisa datang ke sini kapan saja. Saya kira Anda mungkin ingin memudahkan mereka untuk berkunjung dan memulai penyelidikan. Saya akan menyambut baik hal itu," kata Duterte.
Selama sidang yang masih berlangsung setelah hampir 10 jam, Duterte menghadapi keluarga korban dan tidak menyatakan penyesalan atas keputusan yang diambilnya, menganggapnya sulit tetapi perlu.
Tonton: Tiongkok Tolak Mentah-Mentah Undang-Undang Maritim Baru Filipina, Ini Alasannya
"Saya tidak menyembunyikan apa pun. Apa yang saya lakukan, saya lakukan untuk negara saya dan untuk kaum muda. Tidak ada alasan. Tidak ada permintaan maaf. Jika saya masuk neraka, terjadilah," tegasnya.
Pria berusia 79 tahun itu mengatakan bahwa ia mulai tidak sabar, dan meminta ICC untuk "bergegas".
"Saya sudah tua, saya mungkin akan segera meninggal. Kalian mungkin akan kehilangan kesenangan melihat saya berdiri di depan pengadilan untuk mendengarkan putusan apa pun," kata Duterte, seraya menambahkan bahwa ia bertanggung jawab penuh atas apa yang terjadi.