kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Jika kepepet, Amerika Serikat siap gunakan cadangan minyak


Selasa, 08 Maret 2011 / 07:21 WIB
Jika kepepet, Amerika Serikat siap gunakan cadangan minyak
ILUSTRASI. Peserta beasiswa industri tekstil dari program Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengikuti praktek pelatihan di Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta, Jawa Tengah, Senin (20/11). Program beasiswa industri tekstil yang melipu


Reporter: Ahmad Febrian, Reuters |

WASHINGTON. Dampak krisis di Timur Tengah merambah hingga ke Amerika Serikat (AS). Kabar terbaru, AS terus mempertimbangan semua opsi untuk menurunkan harga minyak. Opsi terakhirnya adalah menggelontorkan cadangan minyak negara adidaya tersebut.

Maklum, harga minyak mentah di AS terus menanjak naik. Jumat (4/3) lalu, harga minyak naik US$ 3 menjadi US$ 105,17 per barel. Ini harga tertinggi sejak bulan September 2008.

Itu sebabnya, Kongres AS menekan pemerintahan Barack Obama agar menyiapkan pasokan minyak untuk meringankan beban konsumen di AS. Kini harga bensin di SPBU AS terancam kembali naik di atas US$ 4 per galon.

Mengutip VoA, Kepala Staf Gedung Putih William Daley mengatakan, Pemerintah AS prihatin dengan tingginya harga bensin yang dipicu oleh kemelut yang ada di Timur Tengah. Melonjaknya harga minyak ini dapat merugikan perekonomian AS yang sedang berjuang keluar dari resesi ekonomi.

Menurutnya, menggunakan cadangan minyak AS menjadi salah satu pilihan yang sedang dipertimbangkan. "Tapi, kami juga mempertimbangkan faktor-faktor lain," ujar Daley kepada stasiun televisi NBC di acara Meet The Press, Minggu (6/3) waktu setempat.

AS merupakan negara yang memiliki cadangan darurat minyak terbesar di dunia. Jumlahnya sekitar 727 juta barel. Apabila pasokan minyak terhenti atau terganggu, Pemerintah AS bisa mengalirkan minyak dari cadangan darurat tersebut kepada perusahaan-perusahaan minyak untuk dijual di pasar terbuka.

AS menimbun cadangan minyak bumi sejak pertengahan tahun 1970-an, pasca-embargo minyak oleh negara-negara Arab.

Terakhir kali AS menggunakan cadangan minyaknya pada tahun 2005, pasca mengamuknya Badai Katrina. Saat itu, penggunaan cadangan minyak sukses menurunkan harga minyak di AS sekitar 9%.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×