Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Presiden AS, Joe Biden, telah memulai rangkaian kampanyenya menuju pemilihan presiden AS tahun 2024. Dalam acara penggalangan dana di New York, Biden menegaskan tujuannya saat ini adalah untuk mempertahankan demokrasi.
"Saya mencalonkan diri karena demokrasi sedang dipertaruhkan. Tidak diragukan lagi, Donald Trump dan anggota MAGA dari Partai Republik bertekad untuk menghancurkan demokrasi Amerika. Dan saya akan selalu membela, melindungi, dan memperjuangkan demokrasi kita," kata Biden hari Senin (18/9), dikutip Reuters.
MAGA atau Make America Great Again adalah slogan yang digaungkan Trump dan para pendukungnya pada pemilu presiden AS tahun 2020. Biden kemungkinan akan kembali menghadapi Trump mengingat dirinya adalah calon terdepan dalam nominasi presiden Partai Republik tahun 2024.
Baca Juga: Biden: Ekonomi China Sedang Sulit, Potensi Invasi ke Taiwan Mengecil
Di sela-sela acara penggalangan dana, Biden mengakui kekhawatiran masyarakat mengenai usianya yang sudah tidak lagi muda. Namun, Biden mengatakan dirinya masih mampu untuk bekerja.
"Banyak orang tampaknya fokus pada usia saya. Ya, saya mengerti. Percayalah, saya lebih tahu dari siapa pun," kata Biden yang saat ini berusia 80 tahun.
Setelah melakukan kampanye penggalangan dana di New York hari Senin, Biden dijadwalkan untuk berpidato di Majelis Umum PBB pada hari Selasa (19/9).
Baca Juga: Joe Biden Berencana Promosikan Lagi Gagasannya untuk Menambah Anggota Tetap DK PBB
Pada kesempatan ini Biden diperkirakan akan menekan para pemimpin untuk terus mendukung Ukraina dalam perang dengan Rusia. Biden memang terus berupaya menggalang dukungan dunia untuk menentang Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kabar lain menyebutkan bahwa Biden akan mempromosikan kembali gagasannya terkait penambahan anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
"Saya tidak akan memihak diktator seperti Putin. Mungkin Trump dan teman-teman MAGA-nya bisa sujud, tapi saya tidak," kata Biden, menyindir calon lawannya.
Di kubu lawan, Trump juga sempat berkomentar tentang Rusia dan Putin. Dalam wawancara yang disiarkan pada hari Minggu (17/9) di kanal televisi NBC, Trump mengatakan dirinya berteman baik dengan Putin, namun dirinya juga akan tetap bersikap keras terhadap Rusia jika menjadi presiden.