Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Joe Biden mengungkapkan pemerintahannya akan menyiapkan dana pemulihan ekonomi mencapai US$ 1,9 triliun. Dana ini akan diberikan sebagai bantuan sosial kepada masyarakat AS sampai pendanaan ekstra terkait distribusi vaksin corona.
Sejumlah stimulus akan diberikan, misalnya dalam bentuk US$ 1.400 bansos tunai per penerima, peningkatan upah minimum menjadi US$ 15 per jam. Kemudian senilai US$ 400 miliar unuk melawan pandemi secara langsung, termasuk akselerasi produksi vaksin. Serta US$ 350 miliar bantuan buat menutup defisit anggaran federal.
Departemen Ketenagakerjaan AS, melaporkan ada sekitar 1,15 juta warga AS yang kehilangan pekerjaan pada minggu pertama 2021. “Ini benar-benar mengkhawatirkan, dan menganggu ekonomi kita, dan kesehatan negara ini sedang dipertaruhkan,” ujar Biden seperti dikutip New York Times, Selasa (19/1).
Baca Juga: Joe Biden bakal tunjuk Gary Gensler dan Rohit Chopra pimpin otoritas keuangan
Kucuran dana yang disiapkan BIden pun tercatat jauh lebih tinggi daripada yang dilakukan Barack Obama saat menghadapi krisis keuangan tahun 2008.
Biden akan mengucurkan bantuan tunai senilai US$ 2 triliun mulai Maret 2021, dan program bantuan US$ 900 miliar pada Desember 2021. Sementara, Obama di tahun 2008 menggelontorkan dana US$ 800 miliar.
Namun besarnya angka yang disediakan permerintah Biden bukan tanpa risiko, apalagi dana sepenuhnya akan berasal dari utang. Ini memang sesuai dengan sejumlah saran para ekonom AS yang mengimbau agar Biden mengesampingkan defisit neraca, bunga acuan sampai inflasi.
“Saya sadar, rencana ini tidak murah, namun berdiam diri saja akan membuat kita membayar lebih mahal,” kata Biden.
Beberapa ekonom menilai tindakan yang lebih agresif memang akan membantu pemulihan ekonomi lebih cepat dan mempercepat konsumsi yang selama pandemi terbatas.
Tak cuma ekonom, pengusaha pun turut mengapresiasi langkah populis Biden ini. Kadin AS memberi apresiasi terhadap rencana stimulus ini.
“Kami menyambut baik langkah presiden terpilih untuk fokus terhadap pengembangan vaksin, dan sektor ekonomi yang terpapar pandemi,” tulis mereka dalam keterangan resminya.