Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
PARIS. Jumlah warga yang mencari kerja di Prancis pada Juni lalu mengalami penurunan untuk pertama kalinya. Ini merupakan pertanda lain kalau dampak resesi global di negara tersebut mulai mereda.
Berdasarkan data yang dirilis Labor and Finance Ministries, jumlah pengangguran yang kini aktif mencari pekerjaan menurun sebesar 0,7% atau 18.600 orang. Sementara, jumlah total pencari kerja Prancis mencapai 2,52 juta, tidak ada perubahan dari angka tertinggi dalam 28 bulan terakhir pada Mei lalu.
Memang, sejak bulan lalu, sudah ada sejumlah pertanda yang menunjukkan resesi yang melanda Prancis akan segera berakhir. Beberapa diantaranya yakni melonjaknya anggaran belanja konsumen serta semakin meredanya kontraksi di sektor manufaktur dan jasa. Kendati demikian, Menteri Keuangan Christine Lagarde mengingatkan lagu bahwa pemangkasan pekerja masih akan terus terjadi dalam beberapa bulan ke depan.
“Ini merupakan data yang sangat baik. Data juga menunjukkan, kita tetap harus memperhatikan sektor tenaga kerja. Hal itu meliputi pemberian dukungan kepada perusahaan yang banyak mempekerjakan karyawan,” jelas Lagarde.
Asal tahu saja, sejumlah perusahaan seperti Alcatel-Lucent SA, Faurecia SA dan Air France-KLM group sudah memulangkan ribuan pekerjanya atau berencana melakukannya pada tahun ini. Badan Statistik INSEE memprediksi, sekitar 700.000 pekerja akan dipangkas pada tahun ini.
Pemerintah Prancis saat ini sudah mempersiapkan serangkaian strategi untuk mencegah terjadinya PHK lanjutan. Salah satunya dengan menyewa agensi tenaga kerja untuk membantu pengangguran mendapatkan pekerjaan sementara. Bahkan pada Juni lalu, Menteri Keuangan Prancis mulai menawarkan dana sekitar 1.000 euro atau US$ 1.421 kepada sejumlah perusahaan untuk setiap orang yang dipekerjakan sebagai langkah memerangi pengangguran di usia muda. Kebijakan ini dijadwalkan akan terus dilakukan selama satu tahun.