Sumber: Antara,Reuters | Editor: Yudho Winarto
Ayahandanya adalah sosok kontroversial, sedangkan Akihito adalah kaisar pascaperang, yang memeluk paham cinta damai dalam undang-undang dan perannya hanya sebagai lambang persatuan nasional, kata Koichi Nakano, guru besar ilmu politik Universitas Sophia di Tokyo.
"Ia menangani banyak kesepakatan terkait masalah perang dan rekonsiliasi dengan negara-negara Asia. Naruhito sudah jelas akan melanjutkan hal itu," kata Nakano menambahkan.
Akihito berusaha mempererat hubungan dengan dunia melalui lawatannya ke mancanegara. Pada 1992, ia menjadi keluarga kerajaan Jepang pertama yang dikenang mengunjungi China, negara yang mempunyai kenangan pahit di bawah serbuan militer Jepang pada masa lalu.
NHK menyebutkan Kaisar Kokaku yang melepas mahkota pada 1817 adalah kaisar terakhir yang turun takhta.
Miiko Kodama, seorang guru besar emeritus pada Universitas Musashi mengatakan bahwa Peraturan Kerumahtanggan Kekaisaran harus diubah untuk bisa meluluskan kehendak turun takhta dari Akihito, suatu langkah yang memerlukan waktu dan perdebatan di parlemen.
Akihito adalah ilmuwan atas kegemarannya dan putra mahkota pertama yang menikahi rakyat jelata, Michiko Shoda, putri pengusaha kaya.
Berdasarkan atas undang-Undang pascaperang, yang dirancang Amerika Serikat, kaisar Jepang adalah "lambang negara dan persatuan rakyat", yang tidak memiliki kekuasaan politik.
Usaha Akihito membawa keluarga kekaisaran lebih dekat kepada rakyat, bila bukan faktual, dimainkan dengan sangat hati-hati untuk memberi gambaran "kerajaan kelas menengah", yang berhasil melindunginya dari kritikan keras seperti yang dialami keluarga kerajaan di luar negeri, demikian Reuters.