kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kanada menjadi negara pertama yang memboikot Olimpiade 2020


Senin, 23 Maret 2020 / 13:44 WIB
Kanada menjadi negara pertama yang memboikot Olimpiade 2020
ILUSTRASI. Bendera Kanada


Reporter: Umar Tusin | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - TORONTO. Kanada memutuskan untuk tidak mengirim atlet ke Olimpiade 2020 yang akan digelar di Tokyo. Keputusan tersebut menjadikan Kanada sebagai negara pertama yang memboikot ajang Olimpiade 2020 karena pandemi virus corona.

Dilansir Reuters, pada Minggu (22/3), International Olimpic Committee (IOC) mengatakan akan mengadakan diskusi mengenai opsi penyelenggaraan Olimpiade yang akan dimulai pada 24 Juli atau menunda satu tahun ke depan.

Baca Juga: Nasib Olimpiade 2020 di Tokyo bakal ditentukan satu bulan lagi

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan, menunda Olimpiade bisa menjadi salah satu pilihan, akan tetapi membatalkan Olimpiade sepenuhnya bukanlah suatu pilihan.

"Jika itu menjadi sulit, kami mungkin tidak punya pilihan selain mempertimbangkan menunda Olimpiade, mengingat prinsip Olimpiade mengutamakan kesehatan atlet," ujar Abe.

Panitia penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade akan mengadakan konferensi pers di Tokyo pada Senin (23/3) pukul 14:30 waktu setempat.

Komite Olimpiade dan Paralympic Kanada telah meminta kepada pihak penyelenggara dan World Health Organization (WHO) untuk menunda Olimpiade selama satu tahun.

"Kami menawarkan kepada mereka untuk mendukung keputusan kami, dan kami akan membantu dalam mengarahkan semua kerumitan dan menjadwal ulang Olimpiade," kata komite dalam sebuah pernyataan.

Boikot Kanada menambah tekanan kepada IOC untuk mengubah jadwal, ditambah setelah mendapat kritik dari banyak atlet dan mantan atlet dengan alasan masalah kesehatan.

Sebelumnya, U.S. Olympic and Paralympic Committee (USOPC) menyambut baik pernyataan IOC. Akan tetapi, USOPC memerlukan kejelasan lebih lanjut.

"Kebijakan IOC adalah langkah penting untuk memberikan kejelasan, tetapi atlet kami terus menghadapi ambiguitas besar seputar Olimpiade 2020 di Tokyo," kata kepala eksekutif USOPC Sarah Hirshland dan ketua dewan penasihat atlet USOPC Han Xiao dalam pernyataan bersama.

Sedangkan, pada hari Senin (23/3) Australian Olimpic Committee (AOC) mengatakan kepada para atletnya untuk mempersiapkan Olimpiade Tokyo yang akan berlangsung pada 2021.

Baca Juga: Daftar turnamen bulu tangkis yang ditangguhkan bertambah, ini daftarnya

"AOC percaya atlet kita sekarang perlu memprioritaskan kesehatan mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka," kata AOC dalam sebuah pernyataan yang dilansir reuters.

Olimpiade tidak pernah ditunda atau dibatalkan, tetapi keputusan IOC untuk mempertimbangkan penundaan disambut dengan bantuan dari beberapa pemangku kepentingan utama, termasuk Atletik Dunia, Komite Paralimpik Internasional (IPC) dan komite Olimpiade nasional utama.

Boikot besar terakhir terjadi pada Olimpiade Los Angeles tahun 1984, ketika Uni Soviet menjauh dari Olimpiade Los Angeles 1984, meskipun Korea Utara dan Kuba melewatkan Olimpiade Seoul 1988.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×