Sumber: Investopedia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Pada akhir 2016, Warren Buffett memulai investasi yang kemudian menjadi investasi paling menguntungkan sepanjang karier legendarisnya.
Melalui perusahaannya, Berkshire Hathaway Corp, ia mulai membeli saham Apple Inc pertama senilai sekitar US$ 1 miliar dan segera menambah lagi hingga total sekitar US$ 39 miliar.
Mengutip Investopedia, Ketika Berkshire mulai menjual sekitar separuh kepemilikannya di Apple, nilai saham tersebut telah melonjak menjadi lebih dari US$ 150 miliar.
Padahal, bagi banyak orang, langkah Buffett terbilang mengejutkan. Investor yang selama puluhan tahun dikenal enggan menyentuh saham teknologi, justru melihat Apple bukan sekadar perusahaan teknologi, melainkan merek konsumen dengan loyalitas luar biasa dan kekuatan harga yang sulit ditandingi.
Mengapa Buffett Memilih Apple?
Mengutip Investopedia, Berkshire Hathaway menggelontorkan sekitar US$ 40 miliar untuk membangun portofolio yang kelak menjadi kepemilikan terbesar dalam sejarah perusahaan. Hingga kuartal terakhir 2023, posisinya di Apple membengkak menjadi lebih dari US$ 150 miliar — menjadikannya investasi paling menguntungkan sepanjang karier Buffett.
Namun, pada Oktober 2023 hingga Juni 2024, Berkshire melakukan langkah mengejutkan dengan memangkas kepemilikan Apple hingga 56%, atau menjual lebih dari 515 juta lembar saham.
Baca Juga: Warren Buffett Wariskan Berkshire Hathaway ke Putranya, Apa Alasannya?
Keputusan Buffett di Apple mencerminkan prinsip-prinsip klasik yang selalu ia pegang:
- Melihat esensi bisnis di balik label industrinya
- Berani melakukan investasi besar ketika peluang muncul
- Tetap disiplin meski pasar bergejolak
- Tahu kapan saat tepat untuk mengurangi kepemilikan
Alasan Buffett Mulai Menjual Saham Apple
Pada 2024, Buffett menjelaskan bahwa penjualan saham Apple sebagian besar dilatarbelakangi kebutuhan untuk mengumpulkan kas dalam jumlah besar, sebagai antisipasi menghadapi periode pasar yang ia nilai penuh turbulensi.
Selain itu, faktor perpajakan juga menjadi pertimbangan. Buffett menegaskan bahwa perusahaannya tak keberatan membayar pajak besar atas keuntungan dari Apple, bahkan menyatakan pandangan yang jarang diucapkan CEO Wall Street: bahwa perusahaannya masih belum membayar pajak cukup banyak.
“Kami tidak keberatan membayar pajak di Berkshire, dan kami membayar tarif federal 21% atas keuntungan yang kami ambil dari Apple... Dengan kebijakan fiskal saat ini, saya pikir ada sesuatu yang harus diubah. Kami selalu berharap, di Berkshire, untuk membayar pajak penghasilan federal yang substansial. Kami pikir itu pantas bagi sebuah perusahaan, sebuah negara yang begitu dermawan kepada pemilik kami (harus membayar lebih). Dan jika 800 perusahaan lain melakukan hal yang sama, tidak ada seorang pun di AS yang harus membayar pajak federal sepeser pun,” kata Buffett.
Tonton: Investasi Hulu Migas Baru Capai 55% dari Target
Maksudnya dari kutipan Buffett tersebut adalah Berkshire Hathaway tidak keberatan membayar pajak besar atas keuntungan dari saham Apple. Menurutnya, perusahaan besar yang sudah banyak diuntungkan dari sistem ekonomi AS memang seharusnya berkontribusi lebih. Buffett bahkan menyindir, jika 800 perusahaan lain mau melakukan hal serupa, warga AS biasa tidak perlu lagi membayar pajak penghasilan.