kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Karyawan mogok kerja, kinerja Hyundai mengendur


Senin, 25 Agustus 2014 / 08:58 WIB
Karyawan mogok kerja, kinerja Hyundai mengendur
ILUSTRASI. 5 Rahasia Hidup Sehat dan Panjang Umur ala Orang Jepang.


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Sanny Cicilia

SEOUL. Kabar tak sedap datang dari Hyundai Motor. Pada Jumat (22/8) lalu, sejumlah karyawan Hyundai melakukan aksi mogok kerja. Pasalnya, para pekerja tidak mencapai kata sepakat dengan manajemen atas tuntutan upah lembur. Produsen mobil asal Korea Selatan tersebut berpotensi kehilangan penjualan sebesar US$ 69 juta. 

Mengutip Bloomberg, Hwang Tae Ki, Jurubicara serikat perusahaan, mengatakan, karyawan tidak akan bekerja lembur sampai terjadi kesepakatan dengan pihak manajemen. Negosiasi gaji dan perjanjian kerja bersama antara pemimpin buruh dengan manajemen sudah dilakukan pada 3 Juni lalu. 

Tapi, pertemuan tersebut gagal mencapai kata sepakat. Sebab, karyawan menuntut bonus rutin sebagai bagian dari gaji standar. Pekerja juga menuntut kenaikan gaji sebesar 8,16% atau tambahan senilai KRW 159.614 (Rp 1,8 juta). Tapi, Hyundai hanya menawarkan bonus kepada pekerja yang telah bekerja lebih dari 15 hari selama dua bulan dan menolak bonus dibayar reguler. 

Sebelumnya, produsen mobil lain di Korea Selatan, seperti GM Korea dan Ssangyong Motor, memutuskan untuk menghitung bonus dan tunjangan tetap lain yang akan dibayarkan kepada karyawan. Hal ini membuat Hyundai Motor Group dituntut untuk melakukan hal yang sama. "Pemogokan itu cenderung berdampak negatif terhadap sentimen investor," ujar Lee Jin Woo, Fund Manager KTB Asset Management Co, seperti dikutip Bloomberg

Sekadar informasi, aksi pemogokan kerja karyawan ini yang ketiga kalinya menimpa Hyundai dalam tiga tahun terakhir. Lee berharap, dampak pemogokan tersebut lebih kecil dibandingkan dengan aksi mogok tahun lalu.  

Tahun lalu, terjadi aksi mogok kerja parsial selama 10 hari sehingga Hyundai ditaksir kehilangan produksi 50.191 unit atau senilai KRW 1,02 triliun. "Sekarang benar-benar tergantung pada skala pemogokan," imbuh Lee. 

Aksi mogok kerja ini dikhawatirkan menyebabkan Hyundai tak bisa memenuhi permintaan mobil baru, terutama di pasar luar negeri. Hyundai menargetkan produksi mobil mencapai 4.830.000 unit tahun ini. Sekitar 39% atau  1,87 juta mobil diproduksi di kandangnya sendiri. Sampai Juli lalu, penjualan Hyundai mencapai 2.876.382 unit atau naik 4,4% dari tahun lalu.




TERBARU

[X]
×