kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kasus Omicron Terus Capai Rekor di Berbagai Negara, Fasilitas Kesehatan Tertekan


Minggu, 09 Januari 2022 / 23:01 WIB
Kasus Omicron Terus Capai Rekor di Berbagai Negara, Fasilitas Kesehatan Tertekan
ILUSTRASI. Omicron


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Kasus Omicron terus menyebar ke berbagai pelosok dunia. Varian yang lebih cepat menular dari Delta ini mengalami rekor di berbagai negara. Kini, fasilitas kesehatan makin tertekan.

Amerika Serikat melaporkan 662.000 kasus Covid-19 baru pada hari Kamis (6/1), seperti pemberitaan Reuters pada Minggu (9/1). Sedangkan kapasitas rawat inap Covid-19 di Negeri Paman Sam mendekati 123.000.

Peningkatan kasus ini telah memaksa sistem rumah sakit di hampir setengah negara bagian AS menunda operasi elektif. Ini cerminan dari tekanan pada sektor perawatan kesehatan, sebab kehilangan sekitar 3.100 tenaga medis menurut data Ketenagakerjaan AS.

Adapun kasus harian baru Covid-19 di Meksiko tembus 30.000 infeksi. Ini jadi rekor tertinggi pada rekor harian.

Sedangkan Inggris mencatatkan sebanyak 18.454 orang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 pada Kamis (6/1). Jumlah ini naik 40% dair minggu lalu. Juga tercatat sebagai rekor.

Baca Juga: ICP Desember 2021 Turun Jadi US$ 73,36 Per Barel

Di sisi lain, Menurut data Layanan Kesehatan Inggris sebanyak 39.142 staf NHS di perwalian rumah sakit di Inggris tida bekerja karena terinfeksi Covid pada 2 Januari. Jumlah itu naik 59% pada minggu sebelumnya atau lebih dari tiga kali lipat jumlah pada awal Desember.

Jurnal Layanan Kesehatan memperkirakan bahwa ketidakhadiran staf di seluruh Layanan Kesehatan Inggris karena semua alasan. Jumlah ini diprediksi masih akan bisa 120.000. Oleh sebab itu, pemerintah telah menyiagakan sekitar 9.300 angkatan bersenjata untuk membantu.

Sementara itu, Komite Gabungan untuk Vaksinasi dan Imunisasi Ingris telah menyarankan agar tidak memberikan booster kedua alias dosis keempat. Sebab vaksin untuk penghuni rumah perawatan dan orang berusia 80-plus setelah angka menunjukkan 90% efektif mencegah masuk rumah sakit.

Sebaliknya, para ahli ingin memprioritaskan peluncuran dosis booster pertama dan mendorong mereka yang masih belum divaksinasi untuk mendapatkan dosis pertama dan kedua.

Sampai saat ini, lebih dari 51 juta orang telah mendapatkan dosis pertama dan lebih dari 47 juta orang telah mendapatkan dosis kedua. Lebih dari 35 juta telah mendapat booster atau dosis ketiga.

Kendati demikian, Dr Mike Tildesley, anggota Scientific Pandemic Influenza Group on Modeling (Spi-M) dan profesor Universitas Warwick, mengatakan Omicron bisa menjadi indikator bahwa di masa depan mungkin ada varian yang lebih ringan yang mirip dengan flu biasa.

“Hal yang mungkin terjadi di masa depan adalah Anda mungkin melihat munculnya varian baru yang lebih ringan, dan pada akhirnya, dalam jangka panjang, yang terjadi adalah Covid menjadi endemik dan gejala yang Anda terima versi yang lebih ringan. Ini sangat mirip dengan flu biasa yang telah kita alami selama bertahun-tahun,” katanya.

Namun, ia menyebut kesimpulan itu belum akhir. Nan jelas, Omicron telah menjadi titik terang pertama yang menunjukkan kemungkinan Covid-19 akan menjadi endemi. Namun, ia menyatakan Omicron telah terbukti jauh lebih menular daripada Delta yang sangat mengkhawatirkan, tetapi gejala Omicron menunjukkan gejela yang tidak terlalu parah.

Baca Juga: Soal varian Omicron, ini kata dokter Siloam Hospitals  

“Semoga, saat kita bergerak lebih ke arah musim semi dan kita melihat bagian belakang Omicron, kita bisa mendapatkan lebih banyak keterkaitan hidup dengan Covid sebagai penyakit endemik dan melindungi yang rentan. Varian apa pun yang muncul yang tidak terlalu parah, pada akhirnya, dalam jangka panjang, adalah tempat yang kami inginkan,” pungkasnya.




TERBARU

[X]
×