Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Malaysia telah mendeteksi kasus Omicron kedua pada seorang warga negara berusia delapan tahun yang tiba dari Nigeria melalui Qatar pada 5 Desember, kata Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin.
Berbicara kepada pers di parlemen pada Kamis (16/12), Khairy mengatakan RT-PCR gadis itu sebelum berangkat ke Malaysia adalah negatif. “Hasil RT-PCR pada saat kedatangan ditemukan positif pada 7 Desember. Dia tidak menunjukkan gejala dan diperintahkan untuk menjalani isolasi di rumah selama 14 hari,” kata Khairy.
Pada saat kedatangan dan tes COVID-19 berikutnya untuk ibu dan saudara perempuannya pada hari kelima dan ke-11, hasilnya negatif. Sopir taksi yang mengantar mereka ke kediamannya dari Bandara Internasional Kuala Lumpur, sedang menjalani tes COVID-19, tambah menteri. Ketiganya tidak menunjukkan gejala dan telah diperintahkan untuk dikarantina selama 14 hari, katanya.
Baca Juga: Covid-19 Omicron masuk Indonesia, ini strategi pemerintah mencegah penyebaran
Menyusul kasus tersebut, Nigeria telah ditambahkan ke daftar negara berisiko tinggi, kata Khairy, seraya menambahkan bahwa pelancong dari negara-negara berisiko tinggi harus memakai alat pelacak digital selama masa karantina wajib mereka. Daftar negara lain yang masuk daftar resiko tinggi adalah Afrika Selatan, Botswana, Eswathini, Lesotho, Mozambik, Namibia, Zimbabwe dan Malawi.
Kasus Omicron pertama di Malaysia terdeteksi pada seorang wanita berusia 19 tahun yang tiba dari Afrika Selatan melalui Singapura pada 19 November. Seorang mahasiswa di sebuah universitas swasta di Ipoh, Perak, dia telah divaksinasi penuh dan dikarantina selama 10 hari sebelum dibebaskan pada 29 November.
Khairy mengatakan selama konferensi pers Kamis bahwa ada juga 18 kasus dugaan Omicron dan seluruh hasil sekuensing genom kemungkinan akan keluar pada hari Jumat. Ke-18 terduga kasus tersebut berasal dari berbagai negara, tambahnya.