kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kasus virus corona di China menyusut, sekarang China justru khawatir soal ini


Kamis, 05 Maret 2020 / 07:14 WIB
Kasus virus corona di China menyusut, sekarang China justru khawatir soal ini
ILUSTRASI. Penumpang menggunakan masker di Bandara Beijing, China


Sumber: Al Jazeera | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - CHENGDU. Selama beberapa hari terakhir, China melaporkan penurunan jumlah kasus virus corona baru. Kecuali Hubei, tempat virus corona pertama kali muncul akhir tahun lalu, sebagian besar provinsi di daratan China tidak memiliki kasus infeksi baru.

Tetapi dengan lebih dari 1.000 kasus sekarang dilaporkan di luar negeri setiap hari, China memiliki kekhawatiran baru. Yakni, warga negara Tiongkok yang pulang dari perjalanan ke luar negeri, atau orang asing yang mengunjungi daratan China akan membawa infeksi corona bersama mereka.

Baca Juga: Bank Dunia menganggarkan Rp 168 trilliun untuk hadapi virus corona

Sejauh ini, ada 15 kasus impor corona yang dikonfirmasi, hampir setengahnya melibatkan sekelompok orang China yang bekerja di sebuah restoran di kota Bergamo utara Italia. Serta dari orang-orang yang bepergian dari Iran dan seorang pria yang datang dari Inggris melalui Hong Kong.

"Kami mengantisipasi awal tetapi gagal mengantisipasi akhirnya," kata Dr Zhang Wenhong, Direktur Departemen Penyakit Menular Rumah Sakit Huashan.

"Kami pikir selama China mengendalikan situasi, dunia akan terhindar dari bencana. Tetapi sekarang setelah wabah di China berangsur-angsur terkendali, kekacauan tumbuh di dunia," imbuh dia.

Dr Zhang khawatir melihat peningkatan mendadak dalam kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia, yang meningkatkan risiko memicu lonjakan kasus baru di China.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menaikkan penilaian risiko untuk wabah corona (COVID-19) global dari "tinggi" menjadi "sangat tinggi" pada Jumat pekan lalu.

WHO berhenti menggunakan "pandemi," peringatan tertinggi sebelumnya, setelah epidemi global H1N1 2009.

Dengan konfirmasi penyebaran komunitas di sejumlah negara di luar China, Beijing meningkatkan upaya karantina yang ditujukan untuk mereka yang bepergian ke China dari luar negeri.

"Kami saat ini tidak memiliki prosedur khusus untuk orang yang datang dari negara lain selain karantina 14 hari," kata Wang Xue, seorang pejabat di Biro Pemeriksaan dan Karantina Masuk dan Keluar Chengdu, mengatakan kepada Al Jazeera.

Tetapi, kata Wang, jika ada seseorang yang datang dari daerah berisiko tinggi, seperti Korea Selatan, Iran, atau Italia, China memiliki staf yang akan menindak lanjuti para penumpang selama masa karantina untuk memastikan tidak ada risiko penularan virus.

Baca Juga: Kian meluas, inilah perkembangan terkini wabah virus corona di 6 negara Asia Tenggara



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×