Sumber: Al Jazeera | Editor: Khomarul Hidayat
Peringatan itu juga menetapkan aturan karantina bagi mereka yang kembali atau sudah pulang. Semua orang Tionghoa perantauan harus mendaftar dengan pemerintah untuk mengklarifikasi apakah mereka pernah ke daerah yang terinfeksi virus dalam 14 hari terakhir, dan semua orang yang kembali akan juga ditempatkan di bawah karantina 14-hari wajib.
Tindakan semacam itu juga sedang dilakukan di provinsi dan kota lain.
Baca Juga: Tidak hanya di Indonesia, produk ini juga dilanda panic buying di AS karena corona
Wisatawan dari Korea Selatan, Jepang, dan Italia juga dipandang sebagai risiko. Qingdao, sebuah kota pesisir di timur laut Tiongkok yang memiliki hubungan komersial dekat dengan Korea Selatan dan Jepang, menerima lebih dari 20.000 pelancong dari luar negeri antara 24 Januari dan 24 Februari.
Di Jilin, provinsi Cina utara yang memiliki hubungan dekat dengan Korea Selatan, penumpang yang bepergian dari daerah dengan kasus yang dikonfirmasi diminta untuk menandatangani deklarasi yang menyetujui karantina 14 hari wajib.
Provinsi-provinsi seperti Zhejiang, Ningxia, dan Guangdong juga mengadopsi langkah-langkah serupa dengan fokus pada warga yang pulang.
Beberapa penyeberangan perbatasan mulai menolak masuknya orang asing.
"Kami saat ini mengadopsi kebijakan 'satu-satunya jalan keluar, tidak ada jalan masuk': Hanya orang yang ingin keluar dari Shenzhen yang dapat pergi, dan tidak ada orang asing yang dapat masuk," kata Li Shuntao, seorang pejabat inspeksi perbatasan di persimpangan perbatasan Shekou Shenzhen yang memiliki koneksi dengan Hong Kong dan Macau, kata Al Jazeera. "Kebijakan ini sudah ada sejak 29 Februari."
Baca Juga: Vladimir Putin: Rusia jadi sasaran musuh penebar hoaks soal virus corona