Sumber: Arab News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Militer AS - WASHINGTON. Pejabat militer AS menegaskan bahwa meningkatnya kehadiran angkatan udara mereka di Timur Tengah merupakan wujud nyata dari komitmen untuk membantu memerangi tantangan yang berkembang di kawasan itu.
Letnan Jenderal Alexus Grynkewich, komandan Angkatan Udara Kesembilan, mengatakan bahwa penempatan pesawat tempur F-22 Raptor AS bulan ini ke wilayah tersebut dimaksudkan untuk memberikan kekuatan ekstra menghadapi potensi ancaman dari Iran atau Rusia di Suriah atau di tempat lain.
"Pengerahan ini dimaksudkan untuk menunjukkan komitmen kami kepada mitra kami dan menunjukkan kemampuan Amerika Serikat untuk membawa kekuatan tempur yang luar biasa pada saat itu juga." kata Grynkewich kepada Arab News.
Jet tempur F-22 Raptor dari Skuadron Tempur ke-94 yang berbasis di Virginia akan berintegrasi dengan pasukan koalisi yang ada di darat dan di udara.
Baca Juga: Tentara Ukraina Memuji Kehebatan Howitzer M119 yang Dipasok AS
F-22 Raptor adalah salah satu pesawat tempur taktis generasi kelima paling canggih, yang menggabungkan kemampuan siluman dan pengeboman. Grynkewich menjelaskan bahwa Raptor telah berhasil mengawal banyak mitra regional AS selama misi lintas udara.
Angkatan Udara Kesembilan adalah bagian dari Komando Pusat AS, yang menganggap Timur Tengah sebagai bagian dari wilayah tanggung jawabnya. Komando Pusat dan Angkatan Bersenjata Saudi baru-baru ini melakukan latihan militer multilateral, “Eagle Resolve,” bersama dengan angkatan bersenjata negara-negara anggota Dewan Kerjasama Teluk lainnya.
Bagi Grynkewich, saat ini hubungan AS dan Arab Saudi sangat kuat di sektor pertahanan dan keamanan.
Baca Juga: AS Kirim Armada Jet Tempur F-22 Raptor ke Timur Tengah untuk Hadapi Pasukan Rusia
"Saya sering bertemu rekan-rekan dari Kerajaan (Arab Saudi) untuk membahas cara-cara di mana hubungan militer dan koordinasi regional dapat ditingkatkan. Normalisasi hubungan diplomatik Arab Saudi dan Iran merupakan perkembangan positif dalam upaya meredakan ketegangan di kawasan," lanjutnya.
Grynkewich mengatakan bahwa pasukan AS telah melakukan latihan penting yang menggunakan bom berat Join Direct Attack Munition GBU-38 dan AGM-158 Joint Air-to-Surface Standoff Missile, sebuah rudal jelajah jarak jauh.
Latihan tersebut merupakan bagian dari upaya AS untuk mengintegrasikan pasukan militer di wilayah tersebut dengan misi dan sistem persenjataannya sendiri.
"Pasukan AS tetap berkomitmen untuk memerangi ISIS di wilayah tersebut, karena kelompok tersebut masih memiliki kemampuan operasional di beberapa bagian Suriah dan Irak," pungkasnya.