Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - KABUL. Seorang pesepakbola Afghanistan yang bermain untuk tim muda nasional tewas setelah mencoba berpegangan pada pesawat AS yang mengangkut orang-orang keluar dari Kabul yang dikuasai Taliban, kata federasi olahraga, Kamis (19/8).
Direktorat Jenderal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Afghanistan, lembaga pemerintah yang bekerja dengan kelompok olahraga, mengkonfirmasi kematian Zaki Anwari dalam kekacauan yang meletus di bandara di ibukota minggu ini.
"Anwari, seperti ribuan pemuda Afghanistan, ingin meninggalkan negara itu tetapi jatuh dari pesawat AS dan meninggal," kata lembaga itu dalam sebuah pernyataan yang diposting di Facebook.
Ribuan warga Afghanistan telah berbondong-bondong ke bandara minggu ini dalam upaya untuk melarikan diri dari negara itu, menyusul serangan kilat Taliban yang berakhir dengan mereka mengambil alih kekuasaan ketika presiden Ashraf Ghani melarikan diri.
Dalam sebuah video yang mengerikan dari bandara pada hari Senin, ratusan orang terlihat berlari di samping pesawat Angkatan Udara AS saat pesawat itu semakin cepat di landasan, beberapa pria mati-matian berpegangan di samping.
Baca Juga: Taliban: China dapat berkontribusi pada pembangunan di Afghanistan
Klip di media sosial muncul untuk menunjukkan dua orang jatuh ke kematian mereka dari pesawat C-17 setelah lepas landas. selain itu juga ditemukan orang yang tewas di sekitar roda pesawat. Militer AS menambahkan bahwa mereka sedang menyelidiki kematian yang dilaporkan terkait dengan C-17.
"Sebelum awak udara bisa menurunkan kargo, pesawat itu dikepung oleh ratusan warga sipil Afghanistan," kata juru bicara Angkatan Udara AS Ann Stefanek.
"Menghadapi situasi keamanan yang memburuk dengan cepat di sekitar pesawat, kru C-17 memutuskan untuk meninggalkan lapangan terbang secepat mungkin," tambahnya.
Presiden AS Joe Biden telah mendapat tekanan di dalam dan luar negeri untuk menjelaskan bagaimana pemerintahannya tampaknya tidak siap untuk serangan cepat Taliban dan cara pasukan AS mundur dari Afghanistan.
Kenangan tentang rezim brutal Taliban pada 1990-an yang melarang musik dan televisi, orang-orang dirajam sampai mati dan wanita dikurung di rumah mereka telah menyebabkan kepanikan tentang apa yang ada di depan, mendorong banyak warga Afghanistan untuk mencoba melarikan diri.