kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kekalahan Perdana Menteri May terkait Brexit di Parlemen jadi sejarah terburuk


Selasa, 15 Januari 2019 / 22:31 WIB
Kekalahan Perdana Menteri May terkait Brexit di Parlemen jadi sejarah terburuk


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - LONDON.  Perdana Menteri Inggris Theresa May diperkirakan akan menelan pil pahit kekalahan bersejarah di Parlemen dalam pemungutan suara atas kesepakatan Brexit di Parlemen hari Selasa (15/1), dimana Parlemen Inggris akan mengadakan voting untuk menentukan apakah akan mendukung kesepakatan hengkangnya Inggris dari Uni Eropa yang telah dicapai May atau tidak.

Menghitung waktu tinggal dua setengah bulan sebelum Inggris meninggalkan Uni Eropa, kekalahan voting Brexit yang diperkirakan akan terjadi akan menghadapkan May pada berbagai kemungkinan. Mulai dari meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan sama sekali atau mengadakan referendum lain yang dapat menghentikan Brexit.

Upaya Perdana Menteri May mempertahankan  rencananya ternyata sangat tidak populer di Parlemen Inggris. Kalau misalkan May menghadapi kekalahan dengan selisih suara yang kecil, memungkinkan ia mencoba meyakinkan parlemen lagi. Tapi bila kekalahan itu karena perbedaan 100 suara atau kemungkinan lebih, maka kelahan May ini dilihat sebagai sejarah yang buruk di Parlemen Inggris.

Meskipun rencananya tidak populer, tapi May tetap berkeras tidak ada lagi diskusi maupun pertemuan antara Perdana Menteri dan Kabinetnya pada Selasa pagi waktu Inggris tentang penundaan Brexit.

Menurut May, menerima kesepakatan merupakan satu-satunya cara parlemen dapat memenuhi janjinya waktu memberikan suara pada 2016 untuk keluar dari Uni Eropa. Namun ia menekankan Parlemen gagal mengeksekusinya dengan baik dan akan menjadi bencana bagi demokrasi.

Orang-orang Inggris telah memberikan tanggungjawab kepada kami,"ujar Sekretaris Lingkungan Michael Gove kepada radio BBC seperti dilansir Reuters.

"Apakah kita akan memenuhi tanggungjawab itu dan memilih meninggalkan Uni Eropa atau kita akan mengecewakan mereka dan merusak demorkasi kita dengan tidak memilih untuk meninggalkan Uni Eropa?, sambungnya.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×