kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Kekayaan Global Naik 4,2% Tahun Lalu Setelah Turun 3% Tahun Sebelumnya


Kamis, 11 Juli 2024 / 06:10 WIB
Kekayaan Global Naik 4,2% Tahun Lalu Setelah Turun 3% Tahun Sebelumnya
ILUSTRASI. Kawasan Asia-Pasifik telah mencatat pertumbuhan kekayaan terbesar.


Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - ZURICH. Kekayaan global mulai pulih dari pandemi yang melanda empat tahun lalu. Laporan Kekayaan Global UBS untuk tahun 2024 yang diterbitkan Rabu (10/7) menyebutkan, kekayaan didefinisikan sebagai nilai aset finansial ditambah aset riil yang dimiliki oleh rumah tangga, dikurangi utangnya.

Laporan tersebut didasarkan pada 56 pasar yang menyumbang sekitar 92,2% kekayaan global. Secara keseluruhan, dalam dolar, kekayaan global tumbuh sebesar 4,2% pada tahun 2023 setelah turun 3% pada tahun 2022.

Jumlah orang dewasa yang memiliki kekayaan lebih dari US$ 1 juta akan meningkat di 52 dari 56 negara pada tahun 2028, menurut perkiraan laporan UBS. Pertumbuhan jutawan terkuat yakni sebesar 47% diperkirakan terjadi di Taiwan. Lonjakan ini didorong oleh industri mikrocip di negara tersebut.

Baca Juga: 13 Kebiasaan Bill Gates yang Membuatnya Sukses Jadi Miliarder

Paul Donovan, Kepala Ekonom UBS Global Wealth Management menyebutkan bahwa selama 15 tahun UBS menerbitkan laporan, kawasan Asia-Pasifik telah mencatat pertumbuhan kekayaan terbesar, naik hampir 177%, diikuti oleh Amerika hampir 146%. Sementara Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA) naik hanya 44%.

Namun, Asia-Pasifik juga mengalami peningkatan utang paling tajam, ungkap laporan UBS. Total utang di kawasan ini meningkat lebih dari 192% sejak tahun 2008, lebih dari 20 kali lipat pertumbuhan di EMEA dan hampir empat kali lipat pertumbuhan di Amerika.

Laporan UBS memperkirakan total jutawan dolar di Amerika Serikat akan meningkat sebesar 16% pada tahun 2028, di Jerman sebesar 14%, di Prancis juga sebesar 16%, di Jepang sebesar 28%, di Spanyol sebesar 12% dan di Italia sebesar 9%.

Baca Juga: 4 Aturan Top Warren Buffett Jika Ingin Menjadi Miliarder

UBS memperkirakan, Inggris kemungkinan akan kehilangan hampir satu dari enam jutawan dolar AS pada tahun 2028 saat ada pertumbuhan jumlah jutawan di kawasan lain. Tetapi jumlah miliarder akan bertambah di negara-negara lain termasuk Amerika Serikat (AS) dan melonjak di Taiwan, menurut sebuah laporan yang diterbitkan di Rabu.

UBS memperkirakan jumlah jutawan di Inggris akan turun 17% menjadi 2,54 juta orang pada tahun 2028 dari 3,06 juta orang di tahun lalu. Laporan ini juga memperkirakan penurunan sebesar 4% di Belanda, menjadi 1,18 juta orang dari 1,23 juta orang.

Donovan mengatakan, perpindahan dari Inggris sebagian mencerminkan fakta bahwa Inggris memiliki jumlah jutawan sangat tinggi. Inggris merupakan negara dengan jumlah jutawan tertinggi ketiga.

“Anda jelas telah melihat di Inggris selama beberapa tahun terakhir seperti di negara-negara lain, implikasi yang timbul dari sanksi terhadap Rusia,” kata Donovan seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: 6 Kebiasaan ini Jadi Rahasia Kesuksesan Para Miliarder Dunia, Bisa Anda Contek

Donovan mengatakan, keputusan Inggris untuk menghapuskan status "non-dom" juga memiliki dampak kecil. Non-dom merupakan warga asing yang biasanya menghindari pajak atas pendapatan di luar negeri.

“Populasi jutawan non-pribumi, populasi global, yang terus berpindah, akan selalu mencari lokasi dengan pajak rendah,” kata Donovan. Dia menambahkan bahwa hal ini bukan merupakan fungsi dari kebijakan Inggris itu sendiri tetapi mencerminkan faktor penarik dari negara lain, seperti Dubai dan Singapura.

Grup real estat Inggris, Winkworth, mengatakan secara terpisah pada hari Rabu bahwa permintaan properti kelas atas telah berkurang karena kebijakan pajak yang menargetkan orang-orang kaya. Penurunan ini juga disebabkan oleh usulan pemerintah Partai Buruh yang baru untuk mengenakan pajak pada sekolah swasta.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×