Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Investor Jepang meningkatkan pembelian obligasi luar negeri pada minggu lalu karena berkurangnya kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga Bank of Japan. Hal ini meredakan kekhawatiran atas penguatan yen dan dampak negatifnya pada carry trade.
Beberapa analis menilai, investor memanfaatkan penguatan yen dengan membeli obligasi luar negeri, menyusul reli tajam mata uang tersebut pada bulan lalu. Investor Jepang membeli ¥ 1,85 triliun dalam obligasi luar negeri jangka panjang selama minggu lalu. Data Kementerian Keuangan menunjukkan, ini menjadi pembelian bersih mingguan terbesar sejak 18 Mei. Namun, investor menjual sekuritas jangka pendek dengan total bersih ¥ 143,9 miliar
"Ketidakstabilan pasar keuangan pada awal Agustus mengundang kritik BOJ terlalu tergesa-gesa menaikkan suku bunga. Meskipun sebagian besar perdagangan yen tampaknya telah berakhir untuk saat ini, BOJ mungkin ragu menaikkan suku bunga jika ketidakstabilan pasar kambuh," kata Oxford Economics dalam sebuah catatan pada hari Kamis.
Baca Juga: Inilah Portofolio 45 Saham yang Dimiliki Warren Buffett
Investor Jepang juga menggelontorkan dana bersih ¥ 353,2 miliar ke ekuitas luar negeri, menandai pembelian bersih mingguan keempat dalam lima minggu.
Sementara itu, data dari Kementerian Keuangan mengungkapkan bahwa investor asing menginvestasikan ¥ 1,53 triliun dalam obligasi jangka panjang Jepang minggu lalu. Jumlah ini menjadi tertinggi sejak 11 Mei. Namun, mereka menjual instrumen jangka pendek dengan total bersih ¥ 1,36 triliun menandai arus keluar mingguan kesembilan dalam 10 minggu.
Dalam ekuitas, investor asing menarik ¥ 47,9 miliar dari saham Jepang dengan nilai pembelian bersih ¥ 521,9 miliar yen minggu sebelumnya.
Data dari bursa saham menunjukkan, investor asing membeli saham senilai ¥ 187,21 miliar pada minggu yang berakhir pada 16 Agustus, tetapi menjual sekitar ¥ 115,13 miliar dalam derivatif.
"Dengan JPY kembali ke level yang lebih wajar dan posisi short JPY berkurang, pasar akan lebih fokus pada fundamental (saham Jepang)," kata Kelly Chung, kepala investasi, multi aset di Value Partners.
Baca Juga: Jeli Pilih Saham Saat Kurs Rupiah Menguat