Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Utara menembakkan apa yang tampak seperti dua rudal jelajah ke laut di lepas pantai Timurnya pada Selasa (25/1), menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Militer Korea Selatan sedang menilai peluncuran terbaru rudal Korea Utara tersebut untuk menentukan sifat proyektil, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan, seperti dikutip Reuters.
Peluncuran itu menjadi uji coba rudal kelima tahun ini, karena Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah berjanji untuk memperkuat militer dengan teknologi mutakhir saat pembicaraan dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat terhenti.
Baca Juga: Jepang: Peluncuran Rudal Balistik Korea Utara yang Berulang Merupakan Masalah Besar
Baca Juga: Jepang: Situasi Keamanan di Indo-Pasifik Tidak Stabil dan Semakin Buruk
Peluncuran rudal terbesar di negara komunis tersebut setidaknya sejak 2019 telah memicu ekspresi keprihatinan dari sekretaris jenderal PBB, dan Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah menerapkan sanksi baru.
Peluncuran rudal jelajah oleh Korea Utara tidak dilarang di bawah sanksi PBB yang dikenakan kepada Pyongyang, yang sudah melakukan empat putaran uji coba rudal balistik, terbaru pada 17 Januari lalu.
Korea Utara menyatakan, pihaknya terbuka untuk melakukan pembicaraan, tetapi hanya jika Amerika Serikat dan lainnya membatalkan "kebijakan bermusuhan" seperti sanksi dan latihan militer.