kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.741.000   2.000   0,12%
  • USD/IDR 16.443   -51,00   -0,31%
  • IDX 6.472   -43,68   -0,67%
  • KOMPAS100 929   2,96   0,32%
  • LQ45 729   2,37   0,33%
  • ISSI 202   -1,52   -0,74%
  • IDX30 380   0,83   0,22%
  • IDXHIDIV20 454   0,28   0,06%
  • IDX80 106   0,50   0,48%
  • IDXV30 109   0,90   0,83%
  • IDXQ30 124   0,29   0,23%

Ketegangan Meningkat, PM Kanada Minta Tinjau Ulang Pembelian F-35 dari AS


Senin, 17 Maret 2025 / 22:34 WIB
Ketegangan Meningkat, PM Kanada Minta Tinjau Ulang Pembelian F-35 dari AS
ILUSTRASI. Pesawat tempur F-35 milik Denmark saat upacara penyerahan oleh Lockheed Martin di Fort Worth, Texas, 8 April 2021. Kanada sedang mempertimbangkan ulang pembelian jet tempur siluman F-35 buatan Amerika Serikat (AS) di tengah ketegangan politik dengan Washington.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - OTTAWA. Kanada sedang mempertimbangkan ulang pembelian jet tempur siluman F-35 buatan Amerika Serikat (AS) di tengah ketegangan politik dengan Washington. 

Menteri Pertahanan Kanada, Bill Blair, menyatakan bahwa pemerintah akan mengadakan pembicaraan dengan produsen pesawat pesaing untuk mengevaluasi alternatif yang tersedia.

Mengutip CBC.News, Senin (17/3) pernyataan ini disampaikan Blair pada Jumat malam, tidak lama setelah kembali menjabat sebagai Menteri Pertahanan dalam kabinet baru Perdana Menteri Mark Carney. Hal ini juga menyusul pengumuman Portugal yang berencana membatalkan akuisisi F-35.

Blair menjelaskan bahwa diskusi internal tengah berlangsung mengenai kebutuhan pertahanan Kanada. 

"Jet tempur F-35 telah diidentifikasi sebagai platform utama oleh angkatan udara, namun kami juga mempertimbangkan opsi lain," ujarnya dalam wawancara dengan CBC's Power & Politics.

Kanada telah melakukan pembayaran untuk 16 unit pertama F-35, yang dijadwalkan diterima pada awal tahun depan. Namun, Blair membuka kemungkinan untuk melengkapi armada dengan pesawat dari produsen Eropa, seperti Saab Gripen dari Swedia, yang menempati posisi kedua dalam kompetisi sebelumnya. 

Swedia menawarkan perakitan jet di Kanada dan pengalihan hak kekayaan intelektual, yang memungkinkan pemeliharaan dilakukan secara lokal.

Sementara itu, perawatan besar dan pemutakhiran perangkat lunak F-35 saat ini dilakukan di Amerika Serikat. Usulan untuk memiliki armada campuran mendapat tantangan karena konsekuensi logistik dan biaya tambahan yang besar, seperti pelatihan, infrastruktur, dan rantai pasokan yang berbeda.

Lockheed Martin, produsen F-35, menegaskan komitmennya terhadap kemitraan dengan Kanada. 

"Kami tetap berkomitmen menyediakan layanan pemeliharaan yang andal bagi pelanggan kami," kata Rebecca Miller, Direktur Hubungan Media Global Lockheed Martin. 

Perusahaan juga menepis klaim adanya "tombol pemutus" yang dapat mematikan pesawat milik sekutu.

Potensi penalti kontrak menjadi pertimbangan jika Kanada memutuskan membatalkan pembelian. Besaran biaya penalti tersebut belum diungkapkan. 

Selain itu, industri kedirgantaraan Kanada, yang berkontribusi sebesar US$ 1,3 miliar terhadap ekonomi nasional antara 1997 dan 2021 melalui rantai pasokan F-35, juga menjadi faktor yang dipertimbangkan.

Billie Flynn, pensiunan letnan kolonel dan mantan pilot uji F-35, menyatakan bahwa ketegangan politik dengan AS memicu keraguan terhadap stabilitas kemitraan di sektor pertahanan. 

"Kanada harus mempertimbangkan risiko terhadap kepercayaan dalam setiap transaksi pembelian senjata," katanya.

Diskusi lebih lanjut mengenai opsi pembelian dan dampaknya terhadap industri pertahanan Kanada masih akan berlanjut.

Selanjutnya: Indomobil (IMAS) Bakal Perkenalkan Merek Mobil Listrik Baru Asal China

Menarik Dibaca: BMKG Deteksi Bibit Siklon Tropis: Banten, Jakarta, Jawa Barat Berpotensi Hujan Lebat


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×