kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ketidakpastian Berlanjut, OECD Proyeksi Ekonomi Global di 2023 Hanya Tumbuh 2,2%


Selasa, 27 September 2022 / 12:30 WIB
Ketidakpastian Berlanjut, OECD Proyeksi Ekonomi Global di 2023 Hanya Tumbuh 2,2%
ILUSTRASI. Perlambatan ekonomi China jadi faktor utama perlambatan ekonomi global di 2023


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia berpotensi melambat pada tahun 2023. Hal tersebut seiring dengan berbagai ketidakpastian yang melanda global saat ini.

Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memperkirakan, pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023 hanya 2,2%. Atau setidaknya produk domestik bruto (PDB) global berkurang US$ 2,8 triliun di tahun depan, dibandingkan perkiraan lembaga tersebut pada akhir tahun lalu.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi ini tak lepas dari dampak rambatan konflik geopolitik Rusia dan Ukraina.

“Perekonomian dunia sedang membayar harga tinggi akibat invasi Rusia yang brutal terhadap Ukraina,” tegas OECD dalam OECD Economic Outlook edisi September 2022, Selasa (27/9).

Baca Juga: World Bank Pangkas Prospek Pertumbuhan Ekonomi di Asia Timur untuk Tahun Ini

Belum lagi kondisi pandemi Covid-19 masih belum tuntas. Perang ini kemudian tambah menekan potensi pertumbuhan ekonomi seiring dengan peningkatan harga baik pangan maupun energi yang menyundut inflasi.

Inflasi tinggi ini bahkan berlangsung lebih lama dari perkiraan semula. Dalam beberapa negara, inflasi pada semester I-2022 mencetak yang tertinggi sejak tahun 1980-an. Dengan kondisi yang berlanjut ini, maka perekonomian global bakal masih digelayuti awan tebal.

Selain peningkatan inflasi, harga yang harus dibayar dari invasi Rusia ini adalah pengetatan kebijakan moneter global untuk meredam inflasi. Federal Reserve (The Fed) misalnya, cukup gamblang mengenai tone hawkish.

Sederet bank sentral negara lainnya juga turut menaikkan suku bunga acuan. Bank Indonesia (BI) juga menjadi salah satu bank sentral yang menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) dan 50 bps, masing-masing pada Agustus 2022 dan September 2022.

Baca Juga: World Bank Kerek Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Thailand Jadi 3,1% di Tahun 2022

Lebih lanjut, selain ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina, yang cukup memberi dampak terhadap pertumbuhan ekonomi ke depan adalah kebijakan zero Covid-19 di China. Penutupan dan pelemahan pasar properti kemudian membawa pertumbuhan ekonomi China untuk melambat mulai dari tahun 2022, dengan hanya tumbuh 3,2%.




TERBARU

[X]
×