Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - PYONGYANG. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, masih belum puas dengan kemampuan militernya. Kali ini Kim meminta militernya menyiapkan sistem pencegahan perang yang praktis, namun tetap ofensif.
Kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, pada hari Selasa (11/4) melaporkan bahwa perintah Kim itu disampaikan pada pertemuan Komisi Militer Pusat hari Senin (10/4).
Pada kesempatan itu, Kim secara khusus menyoroti langkah-langkah AS dan Korea Selatan untuk menyiapkan agresi.
"Pertemuan Komisi Militer Pusat yang diadakan pada hari Senin diadakan untuk membahas upaya meningkatkan pencegahan perang dan menangani langkah-langkah yang meningkat dari imperialis AS dan pengkhianat boneka Korea Selatan dalam melancarkan agresi," tulis KCNA, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Korea Utara Pamer Hulu Ledak Nuklir Baru, Janji Produksi Lebih Banyak
Lebih lanjut, Kim juga memerintahkan adanya penguatan lanjutan mengenai upaya pencegahan perang dengan meningkatkan kecepatan respons dan dengan cara yang lebih praktis dan ofensif.
Korea Utara telah bereaksi dengan marah terhadap serangkaian latihan militer bersama sekutu baru-baru ini, sebuah langkah yang digambarkan KCNA sebagai bentuk persiapan perang habis-habisan dengan Korea Utara.
Militer Korea Selatan dan AS melakukan latihan tahunannya sejak Maret lalu. Latihan dilakukan di laut dan udara dengan melibatkan kapal induk serta pesawat pembom B-1B dan B-52 AS. Latihan pendaratan pasukan amfibi juga digelar dan menjadi latihan sejenis terbesar dalam lima tahun.
Baca Juga: Korea Utara Khawatir Latihan Militer AS-Korea Selatan Bisa Memicu Perang Nuklir
Menurut Pyongyang, latihan militer seperti itu bisa meningkatkan ketegangan di kawasan, bahkan membawanya ke ambang perang nuklir.
"Histeria konfrontasi militer yang sembrono dari AS dan para pengikutnya melawan DPRK (Korea Utara) mendorong situasi di semenanjung Korea ke bencana yang tidak dapat diubah, ke ambang perang nuklir," kata Choe Ju Hyon, analis keamanan internasional Korea Utara, seperti dikutip Reuters dari KCNA hari Kamis (6/4)
Lebih lanjut, Choe yakin bahwa saat ini komunitas internasional berharap agar potensi perang nuklir yang menggantung di semenanjung Korea akan disingkirkan sedini mungkin.