kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Konfirmasi Twitter: Akun situs web pribadi PM India Modi diretas


Kamis, 03 September 2020 / 10:55 WIB
Konfirmasi Twitter: Akun situs web pribadi PM India Modi diretas
ILUSTRASI. Perdana Menteri India Narendra Modi. REUTERS/Adnan Abidi


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BENGALURU. Twitter mengonfirmasi pada hari Kamis (3/9/2020) bahwa akun situs web pribadi Perdana Menteri India Narendra Modi diretas dengan serangkaian tweet yang meminta para pengikutnya untuk menyumbang ke dana bantuan melalui mata uang kripto (cryptocurrency).

Insiden itu terjadi setelah beberapa akun Twitter tokoh terkemuka diretas pada Juli.

Melansir Reuters, Twitter mengatakan telah mengetahui aktivitas dengan akun situs web Modi dan telah mengambil langkah untuk mengamankannya.

Baca Juga: CEO Twitter Jack Dorsey berbagi rahasia meraih kesuksesan

“Kami secara aktif menyelidiki situasinya. Saat ini, kami tidak mengetahui adanya akun tambahan yang terpengaruh,” kata juru bicara Twitter dalam pernyataan yang dikirim melalui email kepada Reuters.

Kantor Modi tidak langsung menanggapi permintaan komentar atas tweet yang diposting di akun @narendramodi_in tersebut.

Akun tersebut, yang memiliki lebih dari 2,5 juta pengikut, adalah akun Twitter resmi untuk situs web pribadi Modi (www.narendramodi.in/) dan aplikasi seluler Narendra Modi.

Baca Juga: Terungkap! Pelaku peretasan akun Twitter para tokoh dunia baru berusia 17 tahun

Akun Twitter pribadi Modi, yang tidak terpengaruh oleh insiden ini, memiliki lebih dari 61 juta pengikut.

Tweet tersebut, yang telah dihapus, meminta para pengikut untuk menyumbang ke Dana Bantuan Nasional PM melalui cryptocurrency.

Peretas pada bulan Juli juga telah mengakses sistem internal Twitter untuk membajak beberapa suara teratas platform termasuk kandidat presiden AS Joe Biden, mantan Presiden AS Barack Obama dan miliarder Elon Musk, dan menggunakannya untuk meminta mata uang digital.




TERBARU

[X]
×