kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Konsumen AS ogah beli produk made in China, konsumen Tiongkok enggan beli made in USA


Rabu, 20 Mei 2020 / 13:20 WIB
Konsumen AS ogah beli produk made in China, konsumen Tiongkok enggan beli made in USA


Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pandemi virus corona memicu ketidakpercayaan di antara konsumen China dan Amerika Serikat tentang produk masing-masing negara. Pasalnya, momentum pemisahan antara dua ekonomi terbesar dunia semakin meningkat.

Melansir South China Morning Post, sebuah survei baru-baru ini oleh platform data besar Deutsche Bank dbDIG menunjukkan, 41% warga Amerika tidak akan membeli produk "Made in China" lagi dan 35% warga China akan menghindari membeli produk "Made in USA".

Menurut Apjit Walia, seorang analis di Deutsche Bank, meskipun sebagian besar konsumen tidak siap untuk sepenuhnya menghindari barang satu sama lain, hasil survei menunjukkan peningkatan nasionalisme komersial dan ketidaksukaan yang meningkat antar kedua negara.

Baca Juga: Konflik dengan AS kian tajam, militer China minta tambahan anggaran

Ketidakpercayaan konsumen AS terhadap produk China didorong oleh pernyataan sejumlah pejabat Amerika, khususnya Presiden Donald Trump, yang menyalahkan China atas pandemi dan menimbulkan keraguan tentang kepercayaan terhadap Beijing.

Sejumlah analis menilai, dengan waktu pemilihan presiden AS yang kurang dari enam bulan lagi, Trump diperkirakan akan menjaga China dalam garis bidiknya untuk mengalihkan perhatian publik dari upaya penanganan virus oleh pemerintahannya dan kerusakan yang diakibatkan terhadap ekonomi.

"Amarah dan emosi memuncak di kedua populasi dan para politisi tahu betul hal ini, membuat masalah ini semakin rumit karena ini merupakan tahun pemilihan umum di AS," kata Walia.

Baca Juga: China sebut AS berusaha coreng dan fitnah Tiongkok, ini alasannya




TERBARU

[X]
×