Sumber: Reuters | Editor: Dessy Rosalina
NEW YORK. Menginjak semester II 2014, warga Amerika Serikat (AS) optimistis menatap masa depan. Lihat saja indeks keyakinan konsumen AS yang terbaru.
Di sepanjang bulan Juni, konsumen AS meyakini bahwa ekonomi bakal berjalan positif. Keyakinan konsumen terhadap pertumbuhan ekonomi AS positif karena perbaikan sejumlah indikator ekonomi Negeri Paman Sam itu.
Konsumen AS menilai, situasi ekonomi di semester II bakal lebih baik dari paruh pertama sebelumnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah cuaca buruk yang mengadang pertumbuhan ekonomi di paruh pertama.
Secara detail, indeks keyakinan konsumen AS berada di level 82,5. Angka ini naik dari survei Reuters sebelumnya yang mengukur keyakinan konsumen di level 81,2. Keyakinan konsumen AS di sepanjang Juni juga lebih tinggi daripada bulan sebelumnya yang sebesar 81,9.
"Konsumen yakin bahwa ekonomi akan kembali bangkit setelah efek negatif badai salju melumpuhkan aktivitas ekonomi AS pada kuartal I," ujar Richard Curtin, Direktur Survei Thomson Reuters/University of Michigan, akhir pekan lalu.
Optimisme konsumen AS sejalan dengan survei keyakinan ekonomi yang saat ini berada di level 96,6 dari posisi 94,5 di bulan sebelumnya. Namun, ekspektasi inflasi AS di masa mendatang susut tipis ke posisi 3,1% dari 3,3%.
Departemen Perdagangan AS memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal II akan melonjak hingga 4%. Prediksi ini dipicu aktivitas sektor jasa yang mencapai angka tertinggi dalam 4,5 tahun terakhir hingga Juni.
Namun, efek cuaca dingin di kuartal I memicu Dana Moneter International (IMF) memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi AS tahun ini dari 2,8% menjadi 2%. Kendati begitu, IMF tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan Negeri Paman Sam tahun depan di angka 3%.
Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) pun memangkas prediksi pertumbuhan tahun ini menjadi antara 2,1% hingga 2,3% dari prediksi sebelumnya antara 2,8% hingga 3%. The Fed menyatakan, aktivitas ekonomi mulai bangkit dalam beberapa bulan terakhir.
Demi menjaga momentum pertumbuhan, The Fed mempertahankan kebijakan suku bunga hampir 0% hingga beberapa tahun mendatang.