Sumber: CNN | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Jumlah korban tewas akibat virus corona (Covid-19) di seluruh dunia telah menembus 11.000 orang. Menurut penghitungan Universitas Johns Hopkins, setidaknya 11.310 orang meninggal dunia karena terinfeksi corona.
Sementara lebih dari 272.000 orang telah tertular virus corona. Korban meninggal paling banyak di Italia yang sekarang menjadi episentrum wabah corona di Eropa.
Baca Juga: Langgar aturan lockdown, 50.000 orang di Italia kena denda
Bahkan pada Jumat (20/3), Italia mencatatkan rekor kematian harian terbesar di dunia karena corona yakni mencapai 627 orang. Sehingga total lebih dari 4.000 orang telah meninggal akibat penyakit ini di Italia.
Jumlah korban meninggal di Italia melebihi jumlah korban tewas di China yang menjadi sumber awal penyebaran wabah corona.
Sementara, hampir 6.000 infeksi baru dikonfirmasi di Italia pada Jumat (20/3), sehingga totalnya lebih dari 47.000 kasus infeksi corona di negeri pizza itu.
CNN melaporkan, jumlah korban tewas di Amerika Serikat (AS) juga meningkat dan menjadi lebih dari 250 orang.
Baca Juga: Perlahan, China pulihkan citra dari penyebar wabah ke penyelamat musibah
Ledakan korban tewas di Italia membuat militer di negeri tersebt diminta untuk membantu memberlakukan penguncian atau lockdown di Italia.
Para pakar medis China yang membantu Italia menangani krisis corona mengatakan, pembatasan yang diberlakukan di Lombardy, wolayah utara Italia tidak cukup ketat.
Baca Juga: Duh, kasus virus corona impor China bertambah 41 dalam 24 jam terakhir
Pemerintah telah sepakat bahwa militer dapat digunakan untuk membantu menegakkan lockdown, kata Presiden Wilayah Lombardy, Attilio Fontana dalam konferensi pers, Jumat (20/3).
"(Permintaan untuk menggunakan tentara) telah diterima ... dan 114 tentara akan berada di darat di seluruh Lombardy ... itu masih terlalu sedikit, tetapi ini positif," kata Fontana. "Sayangnya kami tidak melihat perubahan tren dalam jumlah, yang meningkat."
Baca Juga: New York ubah 10.000 kamar hotel jadi rumahsakit darurat virus corona