Sumber: AFP | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memerintahkan peningkatan besar-besaran produksi rudal pada 2026. Ia juga menginstruksikan pembangunan lebih banyak pabrik senjata untuk memenuhi kebutuhan militer yang terus meningkat.
Mengutip AFP, media pemerintah Korea Utara melaporkan, perintah itu disampaikan Kim saat mengunjungi sejumlah pabrik amunisi bersama pejabat tinggi negara. Kim menegaskan tahun depan akan menjadi periode kerja yang sangat padat bagi industri persenjataan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Korea Utara memang agresif menguji coba rudal. Menurut para analis, uji coba ini bertujuan meningkatkan akurasi serangan, menantang Amerika Serikat dan Korea Selatan, sekaligus menguji senjata sebelum diekspor, terutama ke Rusia.
Kim mengatakan kapasitas produksi senjata harus diperluas secara menyeluruh agar sejalan dengan kebutuhan angkatan bersenjata Korea Utara. Ia menekankan bahwa sektor produksi rudal dan amunisi memiliki peran “sangat penting” dalam memperkuat daya tangkal perang negaranya.
Hubungan Korea Utara dan Rusia kian erat sejak Moskow menginvasi Ukraina hampir empat tahun lalu. Pyongyang disebut telah mengirimkan pasukan, peluru artileri, rudal, dan sistem roket jarak jauh untuk membantu Rusia.
Baca Juga: Perak Cetak Rekor Tertinggi Sejak 1979, Efek Langsung Gebrakan China
Sebagai imbalannya, Rusia diduga memberikan bantuan finansial, teknologi militer, serta pasokan pangan dan energi kepada Korea Utara. Amerika Serikat juga menuding Rusia meningkatkan dukungan teknologi, termasuk di bidang antariksa dan satelit.
Para analis menilai teknologi peluncur satelit dan rudal balistik antarbenua (ICBM) memiliki banyak kesamaan. Karena program ICBM Korea Utara dianggap telah mencapai target utama, Pyongyang diperkirakan akan mempercepat pengembangan senjata lain pada 2026.
Fokus selanjutnya diyakini akan diarahkan pada produksi dan pengujian rudal jarak menengah dan jarak menengah-atas yang berpotensi diekspor ke Rusia.
Kunjungan Kim ke pabrik amunisi ini terjadi sehari setelah ia meninjau fasilitas pembuatan kapal selam nuklir. Ia berjanji akan menandingi ancaman Korea Selatan yang didukung Amerika Serikat dalam pengembangan kapal selam serupa.
Kim juga menerima laporan terkait riset “senjata bawah laut rahasia” dan diperkirakan akan meminta teknologi militer canggih dari Rusia, termasuk kapal selam bertenaga nuklir dan jet tempur, guna menutup kelemahan angkatan udara Korea Utara.
Tonton: DJP Kejar 35 Konglomerat Penunggak Pajak
Selain itu, Kim baru-baru ini memantau langsung uji coba peluncuran rudal anti-pesawat jarak jauh berjenis baru di atas Laut Jepang. Ia juga menyatakan rencana modernisasi dan produksi senjata terbaru akan diumumkan dalam kongres Partai Pekerja Korea pada awal 2026.
Kesimpulan
Perintah Kim Jong Un untuk memperbesar produksi rudal dan membangun pabrik senjata baru menegaskan arah militerisasi Korea Utara yang makin agresif. Langkah ini tak hanya ditujukan untuk memperkuat daya tangkal terhadap AS dan Korea Selatan, tetapi juga berpotensi terkait langsung dengan kerja sama militer strategis bersama Rusia. Dengan produksi senjata yang ditingkatkan dan teknologi yang kian maju, Pyongyang diperkirakan akan menjadi faktor ketidakstabilan baru di kawasan Asia Timur dan konflik global.













