kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Korupsi FIFA, dilema bagi para sponsor


Kamis, 28 Mei 2015 / 12:25 WIB
Korupsi FIFA, dilema bagi para sponsor
ILUSTRASI. Kontan - BRI Kilas Ultra Mikro Online


Sumber: New York Times | Editor: Sanny Cicilia

NEW YORK. Terungkapnya kasus korupsi FIFA yang selama ini dikhawatirkan, membawa dilema pada para pemberi sponsor. Mereka harus menentukan pilihan ketika penyelenggara Piala Dunia tersebut terseret masalah korupsi. 

Rabu lalu, Departemen Kehakiman mendakwa sembilan orang bertanggung jawab atas korupsi di FIFA. Para sponsor Piala Dunia mengungkapkan kekecewaanya, meski tak mengancam menarik dukungannya. Mereka juga tidak blak-blakan mempertanyakan Presiden FIFA Sepp Blatter yang lolos dari jeratan dugaan korupsi.

Visa misalnya, seperti dikutip NYTimes, meminta manajemen FIFA mengambil langkah segera mengatasi isu ini di internal organisasi. "Kekecewaan dan perhatian kami terhadap FIFA sangat mendalam," tulis Visa. 

Sedangkan Coca-Cola menilai, kontroversi ini telah menodai misi Piala Dunia. Produsen minuman ringan terbesar dunia ini juga mengungkapkan sudah sering mengungkapkan keseriusan terhadap isu miring korupsi di tumbuh FIFA. 

McDonald's mengatakan, melihat kasus korupsi dan pelanggaran etik ini sangat serius. Sementara Adidas mengingatkan, perusahaannya berkomitmen menciptakan budaya yang mempromosikan standar tertinggi etika dan kepatuhan. "Kami mengharapkan komitmen itu juga dari mitra kami," komentar Adidas.

Jim Andrews, Senior Vice President IEG, salah satu perusahaan riset dan valuasi sponsor menjelaskan asal muasal dilema para sponsor ini. Dia bilang, para sponsor tahu, fans memiliki pemisah tegas antara kecintaan mereka dengan sepak bola, Piala Dunia atau bintang sepak bola, dengan kebencian terhadap FIFA. 

"Di dunia yang ideal, sponsor harusnya bisa melakukan hal yang sama. Tapi itu tidak mudah bagi mereka. Sementara banyak kelompok yang meminta mereka tidak terlibat dengan pihak korupsi," kata Andrews. 

Phil de Picciotto, Presiden di Octagon Worldwide, sebuah perusahaan marketing olahraga, menambahkan, Piala Dunia adalah aset yang sangat kuat. Sehingga, para sponsor harus berpikir dua kali untuk mengambil langkah keluar dari kontrak.

"Jika mereka meninggalkan kesempatan pemasaran luar biasa yang dihadirkan Piala Dunia, kompetitor akan siap mengambil posisi tersebut," kata Picciotto.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×