kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pimpinan FIFA dituntut dengan tuduhan korupsi


Rabu, 27 Mei 2015 / 14:22 WIB
Pimpinan FIFA dituntut dengan tuduhan korupsi
ILUSTRASI. Pekerja memotret layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (4/7/2023). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom.


Sumber: CNBC | Editor: Mesti Sinaga

Bukan hanya dunia sepakbola tanah air yang sedang gunjang ganjing tak jelas.  Para pemimpin organisasi sepakkbola dunia, FIFA, juga sedang diguncang isu suap dan korupsi. 

Seorang aparat hukum AS kepada NBC News menyatakan, sejumlah pimpinan puncak Federation Internationale de Football Association (FIFA) -baik yang masih menjabat maupun yang sudah jadi mantan- Rabu ini akan dituntut ke pengadilan dengan tuduhan penipuan dan penyuapan dalam penyelenggaraan Piala Dunia dan turnamen sepak bola internasional lainnya.

Sumber tersebut menyatakan, berkas dakwaan kriminal pada pengruus FIFA akan diajukan ke pengadilan federal di Brookly. Seorang eksekutif FIFA dari AS telah bekerja sama dengan FBI untuk mengungkap skandal suap ini.

Sejumlah media di Swiss dan Amerika melaporkan, otoritas Swiss telah menangkap sejumlah pengurus FIFA di Zurich dan rencananya akan diekstradisi ke AS.

Sudah beberapa tahun terakhir ini, pengurus FIFA tengah diinvestasigasi FBI terkait dugaan suap dalam penentuan sebuah negara sebagai tuan rumah penyelenggaraan final Piala Dunia.  

Rusia ditetapkan sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018, sementara Qatar dipilih menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Sebelumnya, Brazil menjadi tuan rumah Piuala Dunia 2014, dan Afrika Selatan di tahun 2010.

Terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah  melahirkan banyak pertanyaan. Sebab selama ini Emirat tak begitu berminat pada olahraga.   Terpilihnya Qatar kemudian dikaitkan dengan eratnya hubungan keluarga penguasa dengan Presiden FIFA  Sepp Blatter, yang diperkirakan akan terpilih kembali pekan ini.

Sampai saat ini, belum jelas betul apakah Blatter termasuk dalam gugatan tersebut. Yang jelas tuduhan korupsi  terhadapnya sudah berlangsung selama bertahun-tahun.  

Tahun lalu,  Komite Etik  FIFA melakukan investigasi internal. Hasilnya, mereka menyatakan tak ada korupsi dalam bidding Piala Dunia.   

Namun, ketua tim investigasi Michael J. Garcia -  mantan jaksa di Manhattan- mengundurkan diri setelah FUFA menolak mengumumkan laporannya. Garcia menyatakan sangat frustrasi karena ada klausul dalam perjanjian kerjanya yang membuat dia tak bisa mempublikasikan temuannya.

November lalu, Garcia menyatakan FIFA telah menyunting versi resmi laporannya, dan menghilangkan banyak sekali fakta dan tak memuat detail kesimpulan dari laporannya .

Di bawah pimpinan Blatter, FIFA tumbuh dari sebuah organisasi kecil yang berorientasi nirlaba nir laba menjadi oragnisasi olahraga yang sangat berkuasa dan palinf kaya di  muka bumi. Namun belakangan, aroma skandal suap dan  berbagai permainan menyeruak dari organisasi ini. Beberapa orang pentingnya, termasuk para mantan pengurus, telah ditangkap.

Di antaranya, Chuck Blazer, mantan Executive Vice President Federasi Sepakbola  AS, yang menjadi salah satu Komite Executive  FIFA yang powerfull.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×