Sumber: Express.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Kajian Asan Institute for Policy menyarankan AS dan Korea Selatan untuk mulai mengerahkan senjata nuklir taktis di Korea Selatan untuk mempertahankan diri dari ancaman yang berkembang ini.
Saat ini, Korea Utara diperkirakan memiliki 67 hingga 116 senjata nuklir.
Persediaan yang mengkhawatirkan ini diperkirakan akan bertambah 12 hingga 18 senjata per tahun.
Rezim Kim Jong un terakhir kali melakukan uji coba rudal antarbenua jarak jauh pada tahun 2017.
Tetapi dalam upaya untuk menguji tanggapan rezim Biden baru di Gedung Putih, Korea Utara meluncurkan sepasang rudal balistik jarak pendek bulan lalu.
Baca Juga: Korea Utara mulai longgarkan pembatasan, ekspor China melesat tajam
Peluncuran rudal melanggar sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa tetapi gagal menarik kemarahan presiden AS yang baru.
Kantor berita negara Korea Utara KCNA mengutip seorang pejabat senior Ri yang menyatakan bahwa pengembangan rudal baru sangat penting dalam memperkuat kekuatan militer negara dan mencegah segala macam ancaman militer yang ada di Semenanjung Korea.
Tapi Biden relatif tidak tergerak oleh peluncuran dua rudal jarak pendek ke Laut Jepang.
Baca Juga: Bela Kim Jong Un, Donald Trump: Saya suka dia dan dia suka saya
Pada konferensi pers di akhir Maret, Biden berkata: “Kami sedang berkonsultasi dengan sekutu dan mitra kami. Dan akan ada tanggapan jika mereka memilih untuk melakukan eskalasi."
"Tapi saya juga siap untuk beberapa bentuk diplomasi, tetapi itu harus dikondisikan pada hasil akhir denuklirisasi," jelas Biden.