Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Hendra Gunawan
JOHOR BAHRU. Pembangunan wilayah ekonomi Iskandar Malaysia di Johor Bahru kini sudah mencapai 50% dari target. Pemerintah Malaysia telah merancang pembangunan komprehensif di Johor Bahru sejak 2006 dengan target selesai 2025.
"Kami mempunyai rencana bisnis untuk mengembangkan wilayah Iskandar Malaysia dari sisi ekonomi, sosial serta keramahan lingkungan," kata Datuk Ismail Ibrahim, Chief Executive Iskandar Regional Development Authority (IRDA), Rabu (24/5).
IRDA merupakan lembaga pemerintah Malaysia yang ditunjuk untuk merancang pembangunan kota Iskandar. Komitmen investasi pembangunan Iskandar hingga 2025 mencapai RM 383 miliar atau setara Rp 1.170 triliun. Sementara hingga akhir 2016, IRDA telah merealisasikan investasi sebesar RM 222,44 miliar atau sekitar 58% dari target investasi kumulatif.
Sebesar 60% sumber investasi berasal dari dalam negeri Malaysia dan 40% sisanya berasal dari luar negeri. Adapun negara dengan investasi terbesar adalah China yakni RM 24,56 miliar (Rp 75,6 triliun) disusul Singapura RM 20,17 miliar (Rp 62,12 triliun), Amerika RM 6,79 miliar (Rp 20,91 triliun) dan Jepang RM 4,5 miliar (Rp 13,86 triliun).
Pembangunan kota Iskandar mencakup tiga sektor manufaktur dan enam sektor jasa. Diantaranya adalah pembangunan infrastruktur, logistik, pariwisata, kesehatan, pendidikan, dan properti.
Di bidang pariwisata misalnya, taman bermain Legoland menjadi unggulan daya tarik wisatawan. Lalu di bidang properti, pengembang properti Mulpha group menawarkan program hunian horizontal Leisure Farm di tengah kota Johor Bahru.
Ke depan, IRDA berharap bisa kembali bekerja sama dengan Indonesia sehingga dapat membawa keuntungan bagi kedua belah pihak. Dengan wilayah strategis dan kondisi ekonomi stabil, Malaysia, Indonesia dan Singapura diharapkan mampu memimpin pembangunan wilayah ekonomi di Asia Tenggara.